Minggu, 30 November 2008

Masuk Promo Khusus di Gramedia Amplaz




Ini oleh-oleh dari Mas Eri saat jalan-jalan ke Gramedia Amplaz Jogja. Buku Jualan Ide Segar pelan-pelan mulai merambat melampaui buku laris setelah ada bocoran dari Penerbit untuk cetakan kedua di awal 2009. Sekarang covernya yang ranum dimejengkan di neon box pintu masuk utama. Semoga makin banyak memberikan manfaat buat pembacanya dan menjadi berkah bagi toko buku dan penerbitnya. Penulisnya biarin aja, sepertinya bakal repot ngitung royaltinya.
Ayo dipilih-dipilih, buat orang tua yang bertanggung jawab... Sayang anak sayang anak. Daripada dikreditin motor buat ngebut di jalan besar, mending dibeliin buku Jualan Ide Segar. Ha ha ha.... Ngarep :)

Jumat, 28 November 2008

Jualan Ide Segar Menyapa Salatiga

Creative on Communication Fisipol, Kamis, 27 November 2008

Dua orang pengarang buku dari Penerbit Galangpress, yaitu Sugeng "Aresta" Supriyanto, penulis buku Meraih Untung dari Spanduk hingga Billboard dan Arief Budiman, penulis buku Jualan Ide Segar, hadir di ruang E 123 kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).


Arief yang diberikan kesempatan berbicara pertama mengungkapkan proses kreatif dari iklan. Proses itu berawal dari pemahaman terhadap masalah iklan, menurunkan ide kreatif, pemilihan bahasa visual, eksekusi kreatif, hingga evaluasi. Penekanan diberikan oleh Arief kepada proses awal pencarian ide serta menuangkannya dalam media yang tepat.

"Kreatif itu sendiri adalah setiap orang yang melihat masalah menjadi peluang," demikian ungkap Arief.

Berbicara pada kesempatan kedua, dengan singkat Sugeng menerangkan mengenai keunikan media outdoor dan perlunya perhitungan tepat terhadap pemilihan media tersebut bagi pemasang iklan.

Acara bedah buku tersebut dibuka dengan sambutan Rektor UKSW Prof Dr. Kris H. Timotius. Dalam kata sambutannya, Rektor mengharapkan bahwa kekreatifitasan juga dibarengi dengan rasa tanggung jawab atas ide dan eksekusi dari kekreatifitasan itu sendiri. (sf_bphl)

Sumber berita dari sini

Rabu, 12 November 2008

Oleh-oleh dari Mas Muliadi Bandung



Jualan ide segar bukan buku biasa. Buku ini yang saya perlukan untuk menghidupkan kembali mimpi saya. Inspirasi terus mengalir dari halaman pertama sampai selesai. dan percayalah, dengan gaya bertutur yang khas, Mas Arief mampu menularkan energi kreatif dengan cepat.

Muliadi Palesangi, Creativepreneur & Dosen FE UNPAR

Notes:
Mas, ini saya juga lampirkan laporan pandangan mata (hehehe) dari Toko Gramedia di Mall Paris van Java Bandung. Jualan Ide Segar masuk di barisan TOP TEN. Turut senang Mas :)

Selasa, 28 Oktober 2008

M. Arief Budiman, Penjual Ide Segar


Kalau Anda pernah mendengar Petakumpet, nama M. Arief Budiman tentu melekat pada biro periklanan ini.
Berawal dari sebuah komunitas rekan-rekan satu angkatan perkuliahan, Ia mendirikan biro periklanan PetakUmpet di Yogyakarta. PetakUmpet yang dahulu merupakan biro iklan daerah, saat ini sudah merambah ke Jakarta untuk mengukuhkan diri sebagai biro iklan nasional. Berbagai award telah didapatkan oleh PetakUmpet sebagai buah dari kreativitas serta kerja keras. Tak terkecuali Arief, Ia sempat terpilih menjadi Finalis International Young Creative Enterpreneur of The Year (IYCEY) pada tahun 2006 dan 2007.
Saat ini selain disela-sela kesibukannya dalam membesarkan Petakumpet, Ia diamanahi jabatan sebagai sekretaris Persatuaan PerusahaanPeriklanan Indonesia (PPPI) Pengda DIY. Dunia tulis menulis pun Ia tekuni. Buku pertamanya, "Jualan Ide Segar" telah beredar di pasaran dan siap terbit buku selanjutnya. Sang Penjual Ide Segar ini pun tak segan-segan membagikan ide-ide segarnya melalui blognya yang beralamatkan di www.mybothsides.com.
Ketika ditanyakan apa yang mendasarinya untuk berbagi jualan idenya melalui tulisan di blog, Ia menjawabnya: "Ilmu dan pengalaman—seperti juga blog—itu seharusnya gratis. Bisa dipelajari siapapun, sehingga bangsa ini lebih cepat maju karena rakyatnya semakin pandai. Saya suka menulis karena saya suka, syukur jika bermanfaat. Jika tidak juga tak apa, saya akan tetap menulis."


Artikel asli dari sini

Sabtu, 25 Oktober 2008

Sekeping DVD bisa Laku Rp 188 Juta!

Negeri ini membutuhkan banyak anak muda seperti Arief Budiman yang dengan Petakumpet-nya dan web-nya jualanidesegar.com bisa memotivasi banyak orang.

Bahwa ide bisa menghasilkan uang juga sudah dipraktekkan M. Arief Budiman, anak muda lulusan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang buka usaha desain grafis, advertising “Petakumpet” di Yogyakarta. Berangkat dari nol hanya bermodalkan ide, omset bisnisnya kini mencapai miliaran rupiah.

Dalam bukunya, “Jualan Ide Segar” yang saya beli dalam Bursa Buku Gramedia di WTC Serpong kemarin (Kamis 23 Oktober 2008), dia mengungkapkan secara panjang lebar “riwayat hidupnya” yang mencari uang hanya mengandalkan ide. Disebutkan dalam buku ini, dia berhasil menjual sekeping DVD Rp 4.500 seharga Rp 188.000.000 setelah diisi materi creative artworks promosi launching Star One untuk wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Benar, kliennya Star One membeli DVD yang telah berisi ide itu Rp 188.000.000. Itu berarti keuntungannya 41.777,8%, padahal modalnya cuma Rp 4.500. “Anda pasti bisa jika Anda mau,” tantang Arief Budiman.

Itulah kekuatan ide. Arief Budiman kemudian memberikan contoh desain logo yang disebutnya “jualannya sama, harga semaunya.” Bayangkan, mikirnya sama, cara mencari ide juga sama, cara mendesainnya sama, creative output-nya tidak jauh beda dengan yang lain. Ajaibnya, kata dia, harganya bisa selisih bagaikan langit dan bumi. Misalnya, desain logo Alma Ata harganya Rp 150.000,- (dibuat oleh Petakumpet), logo Bale Agung Rp 15.000.000,- (Petakumpet), tapi logo Pertamina? Landor Associates mematok harga dan diiyakan oleh Pertamina senilai Rp 3.000.000.000,-!

Tulisan Mas Gantyo Koespradono ini dikutip dari sini

Selasa, 21 Oktober 2008

Ready di Pangkal Pinang


Ketika perjalanan 4 hari saya ke Pangkal Pinang di Propinsi Babel (Bangka Belitung) kemarin, saya sempat mampir ke Gramedia. Dan biasanya memang begitu setiap kali saya singgah di sebuah kota, jika waktu dan kesempatan memungkinkan saya selalu ingin bisa singgah di toko buku, toko buku apa saja. Bahkan jika Gramedia tidak ada di kota itu.
Saat iseng lihat-lihat, eh buku saya udah nongkrong dengan kurang ajarnya di situ. Di salah satu sudut, bersama buku-buku bisnis. Syukurlah, sudah melebar distribusinya sampai ke luar Jawa juga. Semoga saat ini sudah tidak ada kesulitan lagi buat teman-teman yang mau mencari buku ini. Insya Allah sudah merata di wilayah Indonesia. Selamat membeli dan mempraktekkan ide-ide dahsyatnya. Saya akan laporkan lagi tentang perkembangan terbaru buku ini dalam kunjungan saya ke kota-kota lainnya nanti. Insya Allah...

Sabtu, 18 Oktober 2008

Dari Mas Yudi

Bukunya keren banget loh mas,
jadi sumber inspirasi...
di tunggu terbitan buku2nya yang lain....

Yudi Kusuma
www.yudi-aciel.blogspot.com

Minggu, 05 Oktober 2008

Pinasthika 2008: Juara Sejati Telah Ditemukan

Pinasthika 2008 yang berlangsung sejak 31 Juli hingga 2 Agustus di Melia purosani Hotel, Yogyakarta telah selesai diselenggarakan. Rangkaian acara Pinasthika meliputi seminar, pameran peserta lomba iklan, Launching buku, welcome dinner dan malam penghargaan.
Setelah menyimak sambutan dari wakil walikota Jogjakarta, Bp. Haryadi Suyuti, seminar hari pertama pun dilangsungkan dengan dua sesi.


Sesi pertama diisi oleh Lulut Asmoro (Presdir JWT) dan Andi S. Boediman (Startegic Planning Director Admire) dengan topik "Great Experience on the HOT Creative Agency". Dalam sesi pertama ini disimpulkan bahwa manajemen sebuah perusahaan kreatif adalah dengan membangun suasana kreatif di dalam dan luar kantor.

Sesi kedua kemudian dilanjutkan dengan Nukman Luthfie (CEO Virtual Consulting) dan Erik Rival Ridzal (Inspirator Sukses Mulia) yang mengangkat topik "Online marketing communiacation Trend". Hari pertama Pinasthika ini diakhiri dengan welcome dinner yang dipersembahkan oleh Kedaulatan Rakyat.

Pada hari kedua seminar juga dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan Dr. Astu Sunu Subroto (Mars research) dan Dr. Slamet Santoso (Univ. Atma Jaya Yogyakarta) dengan topik "Tactic & Strategy to Explore Target Market Effectively". Kemudian sesi kedua diisi dengan seminar bertema "Creative Strategy on Media" yang menghadirkan Achjuman Achjadi (CEO CARAT) dan janoe Arijanto ( COO Dentsu Strat).

Pada hari kedua Pinasthika mempersembahkan yang lain daripada yang lain yaitu launching buku "Komunikasi Cinta" oleh Djito Kasilo dan " Jualan Ide Segar" oleh M. Arief Budiman.

Dari total 917 entry yang masuk, meliputi :
- Bawana : 254
- Baskara: 182
- AdStudent: 232
- Young Film Director: 64
- Graphic Design: 98
- KR Best of Print: 87

Telah dipilih jagoan sejati yang telah melewati proses penjurian yang diketuai Hoh Woon Siew (ECD Hakuhodo).

Dan inilah para juara sejati:

Ad.Student Winnner
- Gold : Didit & Dika (Atma Jaya Yogyakarta)
- Silver : Carlo & Mario (Petra Surabaya)
- Bronze : Henny & Fauzi (Petra Surabaya)

The Most Creative Agency (Baskara)
PT. PETAKUMPET CREATIVE NETWORK (56 points)
Bajigur (39 points)
Syafaat Advertising (19 points)
Freshblood Indonesia (17 points)
SWARAGAMA FM Jogja (17 points)

The Best Graphic Design Agency
PT. PETAKUMPET CREATIVE NETWORK (56 points)
Bajigur (39 points)
Syafaat Advertising (19 points)
Freshblood Indonesia (17 points)
PT. Srengenge Cipta Imagi (15 points)

The Most Creative Agency (Bawana)
Narrada Communications (44 points)
Neo Indonesia (24 points)
Freshblood Indonesia (17 points)
PT. Srengenge Cipta Imagi (15 points)
Macs 909 (11 points)

Young Film Director Winner
- Gold : Bangun Taga, Interstudi Jakarta
- Silver : Aria Damar, Atmajaya Jogyakarta
- Bronze : Andri Kurnia, Petra Surabaya.

The Gold Winner

Baskara
- TVC : Simpul Communication "Nendang"
- Unconventional Media : Bajigur " Bajigur Guerilla Campaign"

Bawana
- Print Ad : "Rebah"
- Radio : "17 Agustus"

KR Best of Print
- Display : "Jiwa Kartini" Existcomm
- Display: " Jangan Biarkan" Padi Advertising
- Coloumn: "Kunci Sukses" CV Dini Advertising and organizing

Media Graphic Design
- Company profile : "Srengenge Company profile"
- Invitation Card : "valentine’
- Book Cover : "Tembang Ilalang book cover"
- Poster : ‘Mantenography"
- CD cover : "Pop Corn"
- Corporate ID : "Cangkir" Bottom of Form 2


Dikutip dari ADOI Magazine di sini

Minggu, 28 September 2008

Dari The Punkdhut

Gue selalu suka membaca dan sebisa mungkin menyisihkan anggaran buat hal yang satu ini. Baca apa saja? Sekarang sih lebih suka yang berkaitan dengan kerjaan gue, yaitu periklanan dan desain grafis. Dan terbukti dari iseng-iseng membeli buku, kerjaan jadi tambah lancar! Kemaren gue beli bukunya M. Arief Budiman, "Jualan Ide Segar" dan buku "Layout: Dasar dan Penerapannya" karangan Surianto Rustan.

Terus terang gue agak memaksakan diri waktu beli dua buku itu di Gramedia, karena kondisi kantong lagi cekak. Tapi apa daya, keduanya keliatan terlalu menarik untuk dilewatkan.

Buku "Jualan Ide Segar", yang bercerita tentang sepak terjang biro iklan Jogja, Petakumpet, cukup berguna buat referensi kampanye salah satu klien kantor gue yang akan membidik pasar daerah (baca: kota-kota selain Jakarta). Copywriter gue juga merasa ter-inspired dan menggunakannya sebagai acuan untuk menulis naskah.

Kemudian buku "Layout: Dasar dan Penerapannya" mengandung beberapa teori yang sebenernya gue udah tau, cuma sering kelupaan. Salah satunya adalah soal elemen2 layout, mana yang perlu ditonjolkan dan mana yang tidak, flow membaca, dll. Sangat berguna dalam membuat desain yang nggak cuma indah tapi juga efektif.

Tulisan dikutip dari sini

Senin, 15 September 2008

Masalah Adalah Peluang Untuk Tumbuh

Anda harus menemukan sesuatu yang sangat Anda cintai untuk mampu mengambil resiko, melompati rintangan dan tembok yang akan selalu diletakkan untuk menghalangi jalan Anda. Jika Anda tidak mempunyai perasaan membara seperti itu, maka Anda akan terhenti pada rintangan besar pertama.
- George Lucas, Kreator Star Wars -

Jika suatu hari engkau mendapat kabar baik tentang order milyaran atau prospek yang untungnya besar - apalagi kita sedang butuh - biasanya akan terasa seperti mendapat durian runtuh.

Tapi saran saya, terima saja semua prospek - baik atau buruk - dengan biasa saja. Tak perlu over expected, tapi jangan juga dianggap sekedar angin lalu. Kesempatan kerap kali mendatangi kita dengan samar-samar, seperti kupu-kupu. Terlihat sangat indah tapi kalo dikejar sulit sekali. Tapi saat kita melupakannya, tiba-tiba dia hinggap di pundak. Kesempatan sering datang sebagai sang penggoda.

Biarkan semua pintu terbuka, jendela juga, ventilasi udara juga: undang semua kesempatan untuk datang. Buka lebar-lebar pikiran dan biarkan ide mengalir: seganjil apapun. Joe Vitale di bukunya The Attractor Factor menyebut satu teknik untuk mencari solusi dan ide baru sebagai melakukan tindakan terilhami. Artinya: kita hanya mendengarkan apa kata hati nurani saat melangkah, mengarahkan stir mobil mau kemana, berjalan lewat kanan atau kiri. Hanya mengikuti suara hati dan bukan saran dan bujuk rayu orang lain. Kita ikuti saja kemana ilham membawa kita pergi.

Misalnya arah kaki melangkah menuju ke toko buku dan tiba-tiba kita tertuju pada sebuah buku yang covernya jelek dan berdebu tapi tangan kita – entah kenapa - ingin mengambilnya. Ya, ambil saja. Dan coba dilihat dengan positif, mungkin jawaban atas pertanyaan besar yang mengganggu Anda bisa ditemukan di buku itu. Atau kebiasaan saya saat mengalami mental block: saat ide mampet tak bisa mikir saya sering bepergian naik motor untuk sekedar singgah di masjid-masjid yang terpencil di pelosok desa. Lalu sekedar sholat di sana, sedekah semampunya, berdoa dan merenung. Memasrahkan solusi atas masalah saya kepada-Nya.

Seringkali sekelebat ide penyelesaiannya muncul, atau jikapun tidak: otak lebih tenang dan lebih jernih dalam melihat persoalan yang semula seolah tanpa solusi. Juga lebih rileks.

Saya percaya, di dunia ini semua masalah ada solusinya. Saya ulangi: semua masalah ada solusinya. Semua masalah! Jika masih buntu juga, artinya kita memang belum memahami masalahnya sampai ke substansi. Sampai ke jantung masalah, sampai ke nukleus-nya. Tapi kadang kita merasa tak mampu, merasa masalah lebih besar dari diri kita. Kita merasa menjadi korban atas suatu masalah yang dititipkan Tuhan, padahal Tuhan hanya ingin menguji. Jika tak mampu menyelesaikan satu masalah setelah kita melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita: berpasrahlah. Tuhan selalu ada saat kita membutuhkan-Nya. Bahkan Ia tak pernah tidur.

Dalam perjalanan sayapun, sering saya merasa waktu saya semakin sempit untuk melunasi hutang mimpi itu. Sampai saya kembali meringkuk di sleeping bag menjelang malam setelah seharian membanting tulang dan tempurung kepala saya untuk mencari solusi, keajaiban belum juga mau datang. Oya, sleeping bag adalah kawan karib saya saat lembur di kantor, sampai sekarang. Saya malah sering didatangi mimpi buruk untuk melengkapi penderitaan saya gara-gara berani bermimpi di alam nyata.

Bangun tidurpun, badan saya sering masih terasa penat. Tapi saya harus terus menjalankan rencana yang lain, bikin output creative tim Petakumpet jadi lebih dahsyat, nyiapin proposal kerjasama, bikin presentasi, penawaran, janjian ketemu orang.

Saya sadar di luar sana ada banyak orang yang akan menolak penawaran saya, melihat saya sebelah mata, menutup pintu bahkan sebelum saya mengetuknya untuk berbagi mengenai indahnya mimpi-mimpi saya. Tapi sesuai hukum alam tentang ketertarikan (law of attaraction), saya harus tidak peduli. Saya harus menyembuhkan luka hati saya seperti Wolverine menyembuhkan sendiri luka-luka di tubuhnya.

Orang-orang tak akan melihat perih di dalam dada Anda dan Andapun tak perlu merisaukan itu. Anda hanya akan jadi korban jika Anda menginginkannya begitu. Don't play the victim. Kita tak mungkin gagal jika kita selalu menolak untuk menyerah.


(Tulisan ini dikutip dari Bab 4 Buku Jualan Ide Segar)

Oleh-oleh Dari Melting Pot


Mimpi yang indah dan sulit. Lho?

Mas Hartono dari UGM dan para hadirin yang gak bisa tidur kebanyakan kopi


Bersama Bapak Kinoy (Owner Biro Desain Reaktor Cinta) sebagai moderator di acara santai penuh humor dan suka cita

Dihadiri juga oleh seorang teman dari Semarang (Mas Danny, berkaos merah)

Mas Kunto (Chief Editor Galang Press) hadir bersama istri. Mas Andika dengan gaya centil menggoda kamera

Para peserta diskusi serius menikmati pembahasan yang tidak serius


Seluruh foto atas kebaikan Mas Iqbal (Rekarupa). Melting Pot dan kopi hitam panas kental tersedia buat diskusi atas kebaikan Mas Andri. Terima kasih yang luar biasa atas dukungan dan bantuannya.

Review Buku Jualan Ide Segar

Review oleh: Ilhamdi (http://andikobe.blogdetik.com)

Penerbit : Galang press
Halaman : 206 halaman

Ada hal yang menarik tentang sebuah ide, ide selalu dibayar mahal dan terlalu mahal untuk dihargai adalah diantaranya. Dan penulis memang lebih condong pada dua hal tersebut. Bagaimana memulai sebuah ide yang segar, kreatif dan selalu teringat buat orang lain? Disinilah M. Arief Budiman,S.Sn mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana arti sebuah ide. Ide yang dapat diterapkan dimana saja, baik untuk kita sendiri atau pun hal lain yang berada di sekitar kita.

M. Arief Budiman S.Sn adalah lulusan ISI pada tahun 1999, memulai karir “ iklannya” dengan meracang desain bersama-sama temannya dan akhirnya tempat merancang idenya itu berbuah manis dengen kehadiran Petakumpet, sebuah agency yang tumbuh dengen ide-ide baru serta berhasil memenangkan banyak award untuk beberapa kategori iklan. Sekarang M. Arief Budiman dipercaya sebagai Creative Director Petakumpet dan Ketua Asosiasi Desainer Grafis Indonesia cabang Yogyakarta. Berbagai ide dituangkannya dalam buku bertajuk “jualan ide segar”. Pengalamannya memulai karir dari bawah memang terasa.

Buku ini sendiri bercerita bagaimana memberikan motivasi dan arahan tentang bagaimana menjual ide, bagaimana mempersiapkan ide dan menghasilkan ide menjadi sesuatu yang begitu sangat dihargai. Arief bercerita mulai dari dia bersama-sama teman-temannya membangun karir di Diskomvis ISI Yogyakarta ,hingga menyusun planning apa saja yang harus dilakukan sehingga terjadilah Petakumpet. Arief mengajarkan kepada kita bagaimana membentuk awal sebuah bisnis, memotivasi diri kita sendiri dan dari semua itu mampu menghasilkan hasil yang berupa materil atau pun immateriil.

Terlepas dari banyaknya buku yang bercerita tentang membangun sebuah bisnis atau motivasi diri, buku ini mengajak kita berkaca pada bisnis periklanan, mencoba menggambarkan arti sebuah ide dan juga membangun Yogyakarta, bahwa Yogyakarta bukan hanya tempat mencari ilmu tapi juga mampu menghasilkan ilmu.

Akhir kata buku ini patut dijadikan referensi bagi kita yang ingin berkreatifitas tanpa batas tapi tetap saja dengen nilai-nilai positif yang tertuang sesuai dengen budaya Yogyakarta.

Minggu, 14 September 2008

Tanya Jawab di Melting Pot

Buat temen-temen yang telah hadir di Melting Pot 13 September 2008 kemarin, saya mengucapkan seribu terima kasih. Alhamdulillah tempatnya penuh dan suasananya sangat nyaman untuk berdiskusi santai sambil ngopi. Berikut adalah hutang saya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan secara tertulis: karena saya mempersilakan Anda semua bertanya apa saja, maka pasti ada yang out of topic. Tapi gpp, saya orangnya demokratis sehingga saya akan coba jawab semampu saya. OK? Semoga tidak ada yang keberatan sehingga tidak meminta saya menyensor, saya sih asyik-asyik aja. Berikut jawabannya:
  1. Apa benar rutinitas membunuh kreativitas. Mengapa? Bagaimana dengan terus menerus menggeluti keinginan/idealitas klien? Trus mendesain sendiri lama-lama akan jadi rutinitas. Gimana hayo?
    Ya, saya tidak ragu menjawabnya. Tapi rutinitas juga penting: karena dengan rutinitas akan mengasah skill. Tapi rutinitas tanpa jeda akan menumpulkan kreativitas. Begitu begitu terus sepanjang masa. Coba ketik C spasi D. Capek Deehhhh… Rutinitas dalam mendesain harus diselingi dengan inovasi, breaktrough kalo tidak ya pasti bikin boring. Ya desainernya, ya kliennya, ya audiensnya. Jadi emang harus mengambil jarak dari rutinitas, tinggalkan semua pekerjaan harian yang rutin. Ambil tas dan pergilah ke kota-kota asing, ke negeri asing, jadilah orang yang senang dengan hal-hal baru. Jadilah petualang. Saat pulang dan ketemu pekerjaan lama, pastinya ide segar akan ikut terbawa dalam karya selanjutnya.
  2. Pernah gak Mas Arief mengalami hal-hal memalukan? (yang berhubungan dengan mendesain, menghadapi klien ato semacamnya?)
    Pernah. Eh maaf, sering. Petakumpet pernah kalah pitch sama Indie Guerillas saat bikin profile sebuah LSM. Ternyata kalah murah. Malu iya, sekaligus bangga: harga kita lebih mahal. Lagi, ngajak taruhan semangkok mie ayam ama anak magang untuk bikin sebuah desain. Tapi kalah dan nraktir mie ayam. Lagi, ikut lomba logo. Eh yang menang Art Director saya sendiri. Malu, jelas! Tapi tetep nggaya…
  3. Kenapa harus ngomongin ide segar? Emang ada ide gak segar? Pembatasnya apa?
    Kalo ide nggak segar ya basi Mas. Emangnya ada yang mau beli buku judulnya: Jualan Ide Basi? Pembatasnya: mungkin rasa dan bau. Eh, kita ngomongin ide apa makanan sih?
  4. Kalo bisa dijelaskan kreatif itu sesederhana apaan sih Mas?
    Kreatif itu berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Udah sederhana kan?
  5. Bagaimana cara menjual ide segar? Bagaimana memberi harga untuk ide? Menjual ide segar perlu modal?
    Cara menjualnya dengan membuat penawaran yang luar bisa menarik, yang different. Sensational offer kata Pak Tung Desem. Harganya suka-suka Anda, yang penting output Anda yang terbaik dan calon kliennya banyak duit. Jualan ide segar gak perlu modal. Niat aja yang tulus, komitmen yang kuat dan konsisten. Duitnya nanti datang sendiri.
  6. Aspek manakah yang paling berperan dalam pembuatan ide segar antara kognitif dan intuisi? Untuk menjangkau perusahaan-perusahaan besar dalam hal penjualan ide tersebut, apakah factor aksesibilitas begitu penting?
    Kedua aspek itu saling mendukung Mas, tidak harus salah satu yang dominan. Kreatif doang tapi gak baca brief yang bubar: kliennya pasti marah-marah. Faktor akses atau koneksi penting, tapi bukan yang terpenting. Yang terpenting adalah kualitas output kreatif Anda, yang terpenting adalah Anda capable atau tidak. Jika Anda yang terbaik alias nomor satu, nanti akses ke klien besar akan terbuka sendiri. Mereka akan mencari Anda.
  7. Kenapa babi bau amis?
    Nggak tahu Mas. Mungkin karena babinya belum mandi, atau hidung Anda gak pernah dibersihkan. Tapi ngomong-ngomong, Anda tahu kan bedanya bau babi ama ikan? Coba dicium lagi untuk memastikan…
  8. 1001. Nomor hoki apa hanya sekedar nomor yang muncul di tempat ndlesep (Gedongkiwo)?
    Ya, ini kebetulan Mas. Alamat kantor lama kita emang nomernya 1001, untungnya bukan 1003 (seribu tiga: kesannya murah banget). Tapi sekarang kita udah pindah di Jl. Kabupaten 77B Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Semoga di tempat baru hokinya lebih gede.
  9. Ngimpiku biar basah terus gimana coba? Tenggelam dalam basahnya mimpi gak enak kali ya?
    Biar basah terus, tidurnya di bawah kran air Mas. Saat mulai ngantuk, krannya dibuka. Saya belum pernah tenggelam dalam mimpi basah, tapi jika Anda terus menyalakan kran sampai 3 hari dan terus nyenyak di bawahnya mungkin akan tahu rasanya seperti apa. Nanti cerita ke saya ya, tenan lho…
  10. Apakah Anda yakin dunia kreatif (creative economy) di Indonesia dapat terus berkembang? Apakah creative economy mampu mengangkat bangsa kita? Misalkan kita mempunyai banyak karya, apakah efektif jika kita mematenkan semua karya tersebut?
    Yakin. Ya, pasti. Tergantung jenis karyanya Mas/Mbak. Jika berpotensi untuk dibuat massal dan layak dijual tentu pantas dipatenkan. Tapi jika hanya karya personal ya tak perlu repot-repot ke paten. Tapi ya monggo lho jika mau dipatenkan semua, boleh kok…
  11. Mas, seberapa jauh riset mengenai iklan yang akan dibuat? Aspek apa saja yang diperhatikan?
    Riset penting. Terutama jika wilayah komunikasi iklannya luas dan menjangkau audiens yang jumlahnya besar. Misalnya seluruh Indonesia. Aspek terpenting riset adalah harus mampu membaca kondisi riil market sehingga mendekati kenyataannya. Saat di jadikan pedoman bikin komunikasi visualnya bisa pas, iklannya pun jadi efektif.

Demikianlah jawaban singkat saya semoga bisa memenuhi keingintahuan Anda semua. Mohon maaf jika terdapat kekurangan, kita ketemu lagi di forum yang lebih membahagiakan kelak. Terima kasih juga buat Kinoy (Lalu Rizky Rahman) yang telah memoderatori acara ini dengan sangat baik luar biasa. Emang bakat deh lo Noy...

Jumat, 12 September 2008

Mandiri Dengan Kreativitas


Judul: Jualan Ide Kreatif
Penulis: M. Arief Budiman
Penerbit Galang Press
Cetakan Pertama, 2008
Tebal : 206 Halaman

Penuh pencerahan dan motivasi! Buku ini hendak membongkar cara berpikir mapan yang telah memperangkap hidup kita selama ini. Membongkar dan menghapusnya dari ruang nalar kita yang telah kabur karenanya.
Penulis buku belum pernah menggunakan ijazah untuk mendapat pekerjaan. Yang terjadi adalah, sekumpulan teman kuliah mendirikan Petakumpet! Sebuah wadah kreatif yang terus bermimpi dan merealisasi mimpi. Seterusnya wadah ini menjadi perusahaan perseroan terbatas. Dunia kreatif memang dunia gila. Keluar dari konvensi budaya hidup yang jumud. Tetapi tokoh dunia yang dikenang, pasti memiliki hal seperti ini. Dimana tidak pernah berhenti merealisasi ide-ide yang melintas. Sebutlah! Siapa pun dia, Enstein sampai Bill Gates!
Hari-hari kita dari pagi ke pagi, dijejali oleh iklan produk. Masuk ke ruang privat dan menguasai ruang umum. Kadang tanpa disadari siapa yang telah ‘bermain’ di belakang hal tersebut. Nah, Petakumpet adalah pemain yang menguber ide kreatif di sekeliling kita untuk membuat iklan-iklan. Bahasa kerennya adalah creative design. Buku ini mengisahkan sukses yang sudah teraih dan cara yang unik! Tanpa modal tapi meraup untuk miliaran rupiah. Luar biasa. Seterusnya mengupas perjalanan dan merajut mimpi-mimpi.
Terdiri dari mahasiswa alumnus Diskomvis, mimpi itu dijajal. Berangkat dari idealisme dan meramu cogito ergo sum, milik Rene Descartes. Desain grafis iklan indonesia memang berkembang tetapi masih juga digugat tentang orisinalitas. Jati diri bangsa dan dimana kekuatan untuk mendapat penghargaan tingkat dunia. Inilah mimpi orang muda dari Petakumpet. Sebuah perusahaan kecil yang bermimpi jadi raksasa. Pada tahun 2020 nanti jadi cover story majalah Fortune. Dikupas tuntas pada buku ini, Membangun Bisnis Ide, Menengok Isi Dapur, Menggali Ide Kreatif, Jatuh Bangun Mengejar Mimpi, Serba-serbi Bisnis Ide dan Membangun Masyarakat Kreatif.
Patutlah salah satu awak terbaik Petakumpet menceritakan kesuksesan menjajal, bersaing mendapatkan tempat terbaik dalam dunia kreatif. Lihatlah 76 penghargaan telah diraih. Dan tetap akan meneroka jalan mendapatkan penghargaan tingkat dunia. Ide bernas memang tidak kemana jika keakraban atas pemahaman yang diminta klien. Membuat iklan yang menarik dan sukses menjadi reminder, seutas pesan yang fokus tersampaikan, melekat di kepala pembaca, pendengar, maupun pemirsa memerlukan visi.
Visi yang penuh pencerahan. Petakumpet memilikinya. Kita patut belajar. Sungguh inspiratif! Bagi mereka yang mau menyelami dunia kreatif membaca buku ini sungguh sebuah kewajiban. Karena ada banyak hal, selain kata-kata dari Bill Gates dari Microsoft dan Steve Jobs dari Apple yang memberi menjadi gagasan baru tak terbendung. [abdullah khusairi]

Review dikutip dari sini

Senin, 01 September 2008

Jadual Diskusi dan Bedah Buku


Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar:

  1. Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free)

  2. Talk Show Jualan Ide Segar di Gramedia Sudirman Yogyakarta, 13 September 2008, 13.00 - 15.00 WIB, moderator mas Kunto (Galang Press)

  3. Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee)

  4. Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free

Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini.

Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyenangkan. Oya, juga pasti ajaib!

Minggu, 31 Agustus 2008

Nongkrong di Best Seller


Foto ini saya ambil di Gramedia Plaza Ambarrukmo Jogja, 30 Agustus 2008. Buku Jualan Ide Segar yang awalnya nongkrong di segmen New Arrival sudah mulai merambah rak Best Seller. Hope trend seperti ini juga sedang terjadi di toko-toko buku di kota lainnya di seluruh Indonesia. Cetakan I sejumlah 5500 eks sudah tersebar merata termasuk yang saya lihat sendiri di toko buku Social Agency Jl. Kaliurang, Toko Gunung Agung di Senayan City, sudah ready di Malang (laporan dari teman), semoga sudah tidak ada yang kesulitan mencarinya lagi. Alhamdulillah sampai saat ini sinyal penjualan positif hasilnya. Kapan habisnya ya cetakan I? Yuk ditunggu bareng-bareng...

Kamis, 28 Agustus 2008

Buat yang di Jl. Kaliurang


Buat temen-temen di seputar Jl. Kaliurang Jogja, buku Jualan Ide Segar bisa didapatkan di Social Agency. Kebetulan kemarin pas mampir. Mariiii dipilih-dipilih....

Rabu, 27 Agustus 2008

Sebuah Kabar Dari Malang

Sebuah imel meluncur dari Malang menuju inbox saya. Sebuah kabar baik, sangat baik. Saya hanya ingin berbagi dengan Anda semua para pembaca weblog ini, silakan:

Begini Mas, 3 hari yang lalu dari hari ini saya jalan-jalan ke TB Gramedia, niat saya kesana mau cari buku "How Do They Think"-nya mosher. Pas saya search di sana,eeeh...Lha kok gak ada,saya putus asa deh... Trus saya balik jalan mau pulang-tapi masih muter stand buku-buku baru,saya lihat ada buku warna orange dengan jeruknya yang memikat itu sambil berjudul "Jualan Ide Segar"..

Tak banyak pertimbangan lalu saya angkat satu buah, saya baca cover depan dan belakangnya.. Lha kok ada fotonya sampeyan sama agak malu-malu gituw.. Lebih detail lagi saya baca samplenya.... Dan gak butuh waktu lama untuk membawa buku ini ke kasir. Trus langsung pulang dan merusak sampul plastiknya....dan kemudian saya buka lembar per lembar dengan nafas yang cepat!!!...hhh hhhh hhhh hhh

GWILAA MAZH!!!!..

Buku ini membuka wawasan saya! Mengedukasi saya! Sekaligus membakar semangat saya akan cita-cita saya!! Di sini saya tahu - kurang lebih - bagaimana kehidupan sebuah Creative Agency yang jadi mimpi saya selama ini!!!

Saya masih 21 tahun, mimpi saya 10 tahu ke depan pengen jadi kayak Mas Arief!!! Saya hanya lulusan D1 Desain Grafis di Malang, mau nglanjutin kuliah S1 tapi gak ada duit, terpaksa saya sekarang kerja jadi tukang setting serabutan di sebuah perusahaan digital printing yang baru 3 tahun memulai bisnis ini.

Tapi... setelah saya baca buku ini,Mas Arief sungguh sangat membakar semangat saya dan menyapu bersih satu hektar keminderan saya!!!!... Membuat saya lebih yakin akan apa yang jadi pilihan dan cita-cita saya untuk jadi BOS dari Creative Agency di kota Malang - yang masih kurang sekali respect-nya terhadap nilai suatu desain!!!!

Mas Arief juga menginspirasi saya bahwa kuliah itu bukan jaminan mutlak... (padahal tadi malam saya baru coba tanya-tanya sama teman saya,sekarang yang dibutuhkan korporat minim D3 atau S1 - sempat membuat saya minder dan putus asa).

Tapi saya yakin, ini adalah mukjizat Tuhan..yang telah memakai Mas Arief untuk membuat saya lebih bersemangat dan yakin untuk meraih impian saya!!!...

Trimz ya Mas!! udah banyak mentransfer energi-energi positif dalam diri saya!!!.. Oyah...saya dukung sepenuhnya mimpi Mas Arief jadi banyak duit kayak om Bill Gates!!! Ato jadi topik utamanya FORTUNE!!!..

Tapi jangan lupah sama saya kalo udah berduit banyak, yaa... Paling tidak kasih subsidi gitu lah...buat CA saya Hahahaha hahahah haha hakhkhkh!!$# Kalo kapan-kapan saya mau tanya-tanya ato minta saran dari Mas boleh kan?.. Gak bayar kan...?hehehehehhe...^,^ Skali lagiy trimakasih buwanyaaaghh lho Mas Arief!!!...

God Bless Mas Arief & Petakumpet sekeluarga!!! Amin.


Sabtu, 23 Agustus 2008

Dirga Primadian , Malang
massive1703@yahoo.co.id

Notes:
Email ini dimuat di sini atas seijin pengirimnya. Terima kasih Mas Dirga telah mau berbagi, tentu saja saya boleh dimintain saran sebanyak-banyaknya: saran itu gratis. Saya akan dengan bahagia men-support anak-anak muda yang bercita-cita tinggi. Dan ini juga berlaku buat Anda semua para pembaca website ini: Buku Jualan Ide Segar adalah upaya saya dan teman-teman Petakumpet untuk berbagi yang kita bisa. Dengan bergerak bersama ke masa depan, kesuksesan bukan lagi pilihan, tapi keniscayaan.

Minggu, 24 Agustus 2008

Ngapain Ikut Ajang Creative Award?

Mari kita mulai dengan pertanyaan sederhana tapi mendasar: mengapa kita mesti repot-repot ikut kompetisi kreatif iklan sementara tanpa itupun dapur telah ngebul?

Jawabnya bisa sederhana, bisa pula kompleks: tergantung kita melihatnya dari sudut sebelah mana.

Ada kecenderungan menarik di daerah yang mungkin berbeda sekali situasinya dengan di Jakarta. Mayoritas biro iklan daerah, masih hidup dengan hanya mengandalkan diskon pemasangan iklan di media. Apresiasi yang masih rendah di kalangan para pengguna jasa promosi dan periklanan juga menjadi barrier yang cukup tinggi bagi pengembangan kreativitas biro iklan. Menjadi pekerjaan rumah yang harus cepat dipecahkan.

Salah satunya adalah dengan mengadakan Kompetisi Kreatif baik lokal maupun nasional. Agar tercipta jaringan kerjasama yang kompetitif sekaligus sinergis di antara agency, karena kompetisi dan sekalihgus kebersamaan adalah kunci untuk mendapatkan kualitas yang lebih tinggi.

Kompetisi ini juga sangat penting untuk makin mendekatkan jarak kemampuan kreatif insan daerah dengan kakak-kakak kelasnya di Jakarta, terutama perusahaan periklanan multinasional yang memang telah cukup matang dan lebih siap infra strukturnya. Parameter standarisasi kreatif iklan daerah mulai ditegakkan, sehingga diharapkan grafik kualitasnya akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kompetisi diperlukan agar setiap agency tertantang untuk selalu menjadi yang terbaik, daripada kompetitornya maupun dirinya sendiri di masa lalu. Kompetisi di tingkat yang lebih tinggi telah menghasilkan para juara di kelasnya masing-masing: Oscar, Cannes, Nobel, Pullitzer untuk menyebut beberapa puncak kompetisi tingkat dunia.

Kriteria Award

Dalam setiap kompetisi kreatif biasanya ada kriteria penilaian khusus yang berbeda dengan kompetisi kreatif lainnya. Tapi secara umum, unsur-unsur yang dinilai hamper sama, perbedaan utamanya seringkali pada bobot penilaian (dalam persentase) dari masing-masing unsur tersebut. Berikut penjelasannya:

- Potensial Ide
Yang dinilai adalah orisinalitas ide, kemungkinan untuk ide ini bisa dikembangkan ke level yang lebih tinggi serta kesesuaian ide ini dengan solusi atas client brief. Ide unik yang bisa menjawab paling tepat kebutuhan client brief tentu akan mendapatkan nilai tertinggi

- Kekuatan Komunikasi
Tanpa komunikasi, maka iklan tidak akan pernah berguna: sekreatif apapun bentuknya. Penilaian di sini lebih menyangkut aspek bahasa komunikasinya (visual, audio maupun teks) yang sesuai dengan target audiens yang dibidik.

- Craftmanship
Aspek ide dan kekuatan komunikasi akan dikombinasikan dengan kekuatan kreatif untuk mengeksekusi iklan tersebut secara perfect, sesuai konsep kreatif yang dibawa. Jadi teknik visualisasi kreatif seperti fotografi, ilustrasi, tipografi maupun komposisi memegang aspek yang sangat penting di sini. Detail craftsmanship yang terjaga akan membuat ide komunikasi iklan makin meningkat penetrasinya.

Scam Ad. di Awarding

Jika sebuah kompetisi kreatif telah berlangsung beberapa kali niscaya akan muncul sebuah kecenderungan dalam output list pemenangnya. Pemenang Pinasthika misalnya, memiliki nafas yang berbeda dengan pemenang Citra Pariwara atau Layang Kancana. Pemenang Adsfest ‘taste’nya berbeda dengan pemenang Cannes, New York Festival atau Clio.

Beberapa kecenderungan macam scam ad. (atau dihaluskan menjadi initiative ad.) sering mengisi kompetisi kreatif tidak saja di kelas gurem tapi juga yang telah berstandar internasional. Terlepas dari faktor etis nggak etisnya upaya tersebut, saya pribadi memandang perlu sebagai media pembelajaran bagi agency-agency pemula untuk memaksimalkan energi kreatifnya dalam iklan scam ad. tersebut, sebelum mereka mendapat real clients yang bersedia membayar dengan harga yang pantas atas ide-ide kreatif yang diciptakan.

Berkompetisi di Creative Award

Tantangan kompetisi yang lebih besar lagi tergelar di depan mata, meskipun kita masih terperangkap dalam keterbatasan kemampuan yang ada. Minder adalah alasan paling klasik bagi orang daerah sehingga bersembunyi di kolong tempat tidur, ogah naik ring karena takut kalah.


Memilih tidak mengikuti kompetisi iklan di tingkat yang lebih tinggi, mungkin akan membuat hidup kita di daerah jauh lebih tenang. Tak perlu repot-repot buka website untuk melacak perkembangan iklan terbaru, tak perlu mengirim staf ke seminar kreatif, tak perlu ikutan Creative Workshop, tak usah ke Thailand menghadiri Adfest atau bayar mahal-mahal nonton Clio Award. Yang penting bisnis itu untung, untung, untung. Tapi apakah kita puas hanya sampai di sini?

Sekedar untuk introspeksi: apakah tujuan kita bekerja dari pagi sampai sore – kadang ditambah lembur – itu karena passion untuk mendapatkan output kreatif terbaik ataukah sekedar untuk mendapatkan keuntungan (baca: uang) semata?


Saatnya keluar dari kolong tempat tidur. Untuk bercermin. Dan menyiapkan diri bertanding.

(Ditulis Ulang dari Bab 5 Buku Jualan Ide Segar)

Kamis, 21 Agustus 2008

Manajemen Mood

Kalau sedang mood, kita bisa seharian nongkrong di depan monitor, mengutak-atik desain dalam keasyikan. Dan hebatnya, mood yang bagus akan membuat output kreatif kita benar-benar bagus bahkan kadang lebih bagus dari yang diharapkan. Mood ini sangat diperlukan untuk menghasilkan karya yang di atas standar, yang bukan asal jadi. Tapi datangnya mood sering tidak terduga. Dalam situasi tertentu, mood bahkan menguap hilang selama berhari-hari meninggalkan kita dalam dalam kebuntuan ide.

Saya punya pengalaman buruk menyangkut manajemen mood. Saya pernah gagal mengisi rubrik Salvo di edisi 4 Blank! magazine (alm.) gara-gara ide yang macet meskipun telah nongkrong di depan komputer dan baca buku macem-macem, seminggu penuh. Saya tidak tahu harus diapakan seluruh bahan yang sudah terkumpul itu. Pada detik terakhir deadline, akhirnya saya menyerah dan rubrik tetap itupun sukses tergusur artikel yang lain.


Satu lagi ketika menyiapkan tulisan ini, lama sekali saya memikirkan tulisan yang pas sampai kemarin malam saya masih belum tahu mau nulis apaan. Apalagi mikirin ilustrasinya mau pake apa. Barulah menjelang deadline, saya dipaksa oleh kondisi waktu yang tinggal sedikit itu sedemikian rupa sehingga katup yang membuatnya buntu tiba-tiba jebol tanpa saya tahu bagaimana prosesnya. It’s just happened. Saya cuma tahu dari bukti otentiknya: tulisan ini bisa tersaji di hadapan Anda sekalian.

Nah, saya yakin mereka yang mengaku (atau tidak mengaku) dirinya kreatif pernah mengalami kebuntuan semacam itu, seperti pengarang yang kehilangan kata atau pelukis yang kehilangan imajinasi warna. Bagaimana mengatasinya?

Yang harus saya ingatkan sebelumnya adalah, mood tidak bisa didatangkan serta merta kapanpun ia dibutuhkan. Yang bisa kita lakukan adalah menciptakan kondisi-kondisi dimana mood itu mudah muncul untuk selanjutnya bisa menghidupkan élan kreativitas kita. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, diantaranya:

Menentukan Tujuan yang Jelas

Dalam memecahkan masalah, akan lebih simple jika kita memahami batasan-batasannya. Sehingga kita tidak berfikir terlalu luas. Kita bisa berfokus pada upaya problem solving jika tujuan yang akan kita capai jelas. Tujuan itu akan memandu otak kita secara sadar maupun tak sadar untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang kita hadapi. Ide atau solusi akan datang seperti sebuah cahaya yang menerobos lubang kecil dalam sebuah ruang yang gelap. “Eureka!” kata Archimedes.

Menyelesaikan Pekerjaan Sampai Tuntas

Penyakit yang bisa menimbulkan kebuntuan ide adalah kebiasaan menunda-menunda pekerjaan. Atau melaksanakannya setengah-setengah. Terutama jika ada beberapa pekerjaan yang sedang kita laksanakan bersamaan. Tanpa prioritas yang tepat, ini semua akan menjadi beban yang menghalangi otak berpikir jernih sehingga kebingungan mana yang harus diselesaikan lebih dahulu. Semakin banyak pekerjaan yang bisa kita tuntaskan sesuai sesuai jadual, semakin ringan beban otak kita dan mood-pun akan lebih sering muncul. Menunda pekerjaan, no way!

Menciptakan Atmosfir Kreatif

Penting juga untuk menciptakan suasana kerja dan lingkungan yang kondusif agar mood bisa sering datang. Atmosfir kreatif itu akan membuat fisik dan psikis kita menjadi nyaman dan tidak tertekan. Ada yang mengatakan bahwa ruang kerja yang berantakan menandakan seseorang itu kreatif. Saya tidak menyalahkan penilaian tersebut, asalkan penghuni ruangan itu tidak mengalami kesulitan ketika mencari ballpoint, macbook atau halaman buku tertentu akibat banyaknya barang lain yang berserakan.

Karena kebersihan dan kerapian tempat kerja akan sangat berguna untuk merangsang otak kita menata file informasi di dalamnya sehingga mudah diakses kapanpun kita butuhkan. Karena rapid an teratur, tempatnya jadi mudah dilacak. Analoginya hampir sama dengan harddisk yang sering di-defrag dengan yang tidak.

Berfikir Berbeda

Berhubungan dengan ruangan yang bersih dan tertata, tidak ada salahnya juga pada suatu ketika sengaja dibikin berantakan jika telah mulai menimbulkan kebosanan. Ruangan tersebut bisa ditata ulang dengan cara yang berbeda, untuk menumbuhkan tunas mood yang baru. Manusia kreatif adalah makhluk yang dinamis, yang tidak begitu nyaman dengan rutinitas yang itu-itu saja.

Sekali waktu, pergilah ke tempat yang belum pernah dikunjungi, saksikan film-film indie dari Afrika atau Italia (yang non Hollywood), duduk sendirian di tengah lapangan sepak bola, berbicara dengan orang asing, tidur di kamar mandi, avonturir dari kota ke kota lain tanpa bekal, dan lain sebagainya. Agak aneh mungkin buat orang kebanyakan, tapi hal-hal seperti ini akan menyegarkan otak kita dengan, serta melatihnya untuk melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda.

Saya menonton film Jerry Maguire-nya Tom Cruise sekitar sepuluh kali. Ada banyak adegan, perkataan atau ekspresi wajah unik yang terlewatkan ketika saya baru menontonnya pertama kali. Saya bisa menemukan ‘keindahan’ itu setelah menontonnya berkali-kali. Dan memikirkannya dengan cara yang berbeda.

Berani Gagal

Tidak semua gagasan kreatif bisa diwujudkan dengan baik. Kegagalan adalah hal yang manusiawi dan dapat menjadi pelajaran terbaik. Dibutuhkan toleransi yang cukup atas kegagalan sehingga kita bisa mencapai kesuksesan di kesempatan berikutnya. Kegagalan tidak menjadi persoalan yang besar, selama kita telah melaksanakan yang terbaik semampu kita.

Bill Gates (Chairman Microsoft Corp.) pernah mengatakan: When you’re failing, you’re forced to creative, to dig deep and think hard, night and day. Every company needs people who have been trough that, who have made mistakes and then made their mistakes as a great lesson to be better. Jika engkau gagal, engkau akan dipaksa untuk jadi kreatif, untuk menggali lebih dalam dan berfikir lebih keras, siang dan malam. Setiap perusahaan membutuhkan orang-orang yang pernah gagal, yang membuat kesalahan dan menggunakan kesalahannya itu sebagai pelajaran terbesar untuk jadi lebih baik.

Gimana? Udah dapet ide baru lagi? Belum? Kalo begitu coba dibaca lagi dari awal.. He he he :)

(Dikutip dari Bab 3 Buku Jualan Ide Segar)

Promo Versi Ide di Bandara


Rabu, 20 Agustus 2008

Promo Versi Ide di Sawah


Testimony Pembaca (Mbak Endah Astuti)


Gak nyesel beli buku ini (agak mahal seh) tapi isinya mantabb (dobel bb) maknyoss, top markotop lah menurut istilahnya pak bondan (wisata kuliner), bener-bener bisa jadi sumber inspirasi buat semangat berkarya, salut buat penulisnya M. Arief Budiman yang bener-bener sueger ide-idenya :)

Testimony dikutip dari sini

Senin, 18 Agustus 2008

Jualannya Nggak Nyata, Hasilnya Nyata

Apa yang dijual Microsoft? Apa yang dijual Ideo? Apa yang dijual Beatles? Apa yang dijual Iwan Fals? Apa yang dijual Slank? Apa yang dijual Garin Nugroho? Apa yang dijual Petakumpet?

Ya, ide. Microsoft menjual software yang menggerakkan lebih dari 80% hardware komputer – dalam berbagai bentuknya – di muka bumi. Ideo menjual ide kreatif sebagai solusi atas permasalahan perusahaan yang menjadi kliennya, dari alat pacu jantung, mouse komputer, kereta dorong sampai mainan anak-anak. Beatles menjual gayanya yang khas dan lagu-lagunya yang easy listening ke seluruh dunia. Iwan Fals menjual lagunya yang berpihak pada rakyat kecil dan perbaikan negeri ini. Slank-pun sama, grup band ini begitu unik, tidak mengikuti aturan, dengan lagu-lagu bernafas pemberontakan atas status quo khas anak muda. Dan Garin menjadi seniman film dengan cerita yang kuat, menyentuh dan penggarapan artistik yang luar biasa.

Lalu Petakumpet? Nah, ini yang akan dibahas di buku ini.

Tapi saya akan mulai dulu dengan satu hal penting yang mendasari aspek selanjutnya dari bisnis kreatif.

Sudut pandang manusia atas suatu hal – menurut Dawid J. Schwartz (The Magic of Thinking Big) – dibagi 2 hal: pandangan riil dan pandangan potensial. Pandangan riil adalah pandangan yang kita lihat lewat kedua mata kita. Jika di depan kita ada sebuah tanah seluas 1 hektar, maka tanah itulah yang terlihat. Semua orang akan melihatnya sama: karena semua orang menggunakan – hanya - matanya.

Tapi pandangan potensial adalah pandangan yang kita imajinasikan atas suatu kenyataan. Dan inilah pembeda terbesar dari seseorang yang sukses luar biasa dan yang suksesnya biasa-biasa saja. Pandangan potensial akan melompati ruang dan waktu. Seseorang bisa melihat lahan satu hektar sebagai tempat ideal untuk membangun perumahan mewah atau real estate. Yang lain melihatnya sebagai hamparan padi di sawah yang menghijau. Yang lain melihatnya sebagai laboratorium yang untuk eksperimen obat tingkat dunia. Yang lain melihatnya sebagai masjid yang dikunjungi berduyun-duyun jamaah setiap sholat Jumat. Seribu satu kemungkinan bisa terwujud hanya dari satu kenyataan yang sama.

Karunia Tuhan yang luar biasa bernama otak itulah yang menjadi modal dasar kesuksesan kita: kemampuannya tak terhingga untuk berimajinasi dan melambungkan impian yang luar biasa atas masa depan kita.

Membangun bisnis ide tak tergantung dari seberapa besar modal fisik yang kita miliki (uang, teknologi, tempat, dsb.) tapi pada kreativitas, keyakinan dan komitmen kita untuk melakukan apapun dalam mencapai kesuksesan. Bisnis ide adalah bisnis yang sangat murah, meskipun bukan bisnis yang paling mudah.

No, don’t worry! Tak ada hal yang begitu sulit sehingga tak bisa dilakukan. Kata iklannya Adidas: Impossible is nothing! Sebagai calon atau sudah jadi creativepreneur: jadikan ini sebagai keyakinan. Impossible is nothing!

Kita akan pelajari caranya bersama-sama.


(Dikutip dari Bab I Buku Jualan Ide Segar)

Atas kebaikan Pak Nukman Luthfie, artikel ini (dengan beberapa tambahan dari saya) dimuat di Kolom TDA www.tangandiatas.com, baca selengkapnya di sini

Sabtu, 16 Agustus 2008

Poster Promo di Gamedia Solo


Saat menghadiri wisuda adik saya di UMS, sempat mampir ke Gramedia Solo. Eh, ternyata ada poster promonya yang disiapin Galang Press. Bonus: senyum manis Lilik, kawan baik saya. He he he :)

Feedback Dari Beberapa Blog

Saat blog walking saya menemukan beberapa blog yang telah memberikan comment-nya pada buku Jualan Ide Segar. Sangat menarik, monggo silakan dibaca sendiri disini:
- Dari Mbak Endah di blognya
- Dari Mas David di blognya

Terima kasih buat Mbak Endah dan Mas David. Semoga akan semakin banyak yang memberikan feedback atas terbitnya buku ini. Tak harus yang baik-baik doang, kritik, masukan dan saranpun akan saya terima dengan hati berbunga.

Kamis, 14 Agustus 2008

Pendapat Orang Tentang Kita

Anda tidak berhutang apapun pada orang yang tidak percaya pada impian Anda, seliar apapun impian itu. Tanggung jawab terbesar justru untuk mewujudkan apa yang Anda percaya. Boleh saja siapapun mengatakan apapun yang bertentangan dengan keyakinan kita, itu hak mereka. Jangan dihalangi.

Hak kita adalah menjalani hidup sesuai dengan apa yang kita percaya, apa yang menjadi tujuan tertinggi hidup kita. Kita harus terus bertanya mengapa Tuhan menciptakan manusia seunik kita, bukan mengapa ada orang yang mengatakan ini itu tentang apa yang kita lakukan.

Kita tidak boleh kehilangan harapan. Para pengejar mimpi boleh kehilangan apapun, tapi tidak boleh kehilangan fokusnya memburu impian.

Beberapa orang mulai mengejek apa saja yang kita lakukan, dan biasanya jumlahnya semakin banyak. Itu karena mereka sehat logikanya. Sangat sehat: sehingga malah menafikan hadirnya keajaiban dari Yang Tak Terbatas. Apakah mereka salah? Tidak sama sekali: mereka benar karena memang pikirannya membenarkan itu.

Apakah Anda benar? Apakah saya benar? Tentu saja saya benar, menurut saya. Tapi saya tak punya waktu berdebat, saya tak punya waktu membuat press release bahwa saya benar, saya sibuk dengan mimpi saya. Jikapun orang seluruh dunia menganggap apa yang saya lakukan sia-sia dan tidak berarti: langkah saya takkan surut satu milipun.

Saya mencintai teman-teman saya yang hobinya menganggap saya aneh. Mungkin saja mereka benar, tapi apa untungnya jadi makhluk Tuhan jika tidak aneh alias biasa-biasa saja? Jika menyangkut satu keyakinan: kadang Anda hanya perlu percaya dan terus melangkah. Anda tidak bisa melarang siapapun mentertawai Anda. Tutup saja telinga dan teruslah melangkah.

Biarlah Tuhan yang akan menuntun jalan kita...


(Tulisan ini dikutip dari Bab 4 Buku Jualan Ide Segar)

Senin, 11 Agustus 2008

Sudah Nongkrong di Gramedia


Bersama Mas Kunto dari Galang Press


Nongkrong sebagai New Arrival di Gramedia Pandanaran Semarang


Finally! Setelah menunggu dengan harap-harap cemas, buku Jualan Ide Segar akhirnya sampai juga di titik penting untuk menyapa Anda semua.

Hari Senin, 11 Agustus kemarin saya dan Pak Sugeng (penulis buku Meraih Untung Dari Spanduk Sampai Outdoor) melakukan roadshow ke Semarang dalam Diskusi Buku dan Book Signing yang diadakan di Gramedia Pandanaran Semarang. Alhamdulillah yang hadir sangat merespon kelahiran buku ini dan segera tertantang untuk mengujinya dengan mempraktekkan kiat-kiat dan tips yang ada di dalamnya.

Kita juga sempat naik ke lantai 2 untuk melihat displaynya.. Dan wow.. Ada perasaan bahagia tak terlukiskan saat melihat tumpukan buku itu - pertama kalinya - di rak New Arrival dengan posisi yang sangat strategis dan mengundang orang untuk paling tidak melihatnya lebih dulu.

Terima kasih buat Mas Kunto, Mbak Sus, Mas Julius yang telah memungkinkan ini semua terjadi. Juga buat Pak Sugeng Aresta, teman diskusi buku saya yang luar biasa.

Jadi buat beberapa teman yang kemarin sempat sms saya menanyakan dimana menemukan buku ini, Insya Allah sudah terdistribusi dengan baik di seluruh toko buku Gramedia. Dalam seminggu ke depan semoga toko-toko buku yang lain segera menyusul untuk memajangnya juga. Saya menunggu feedback dari para pembaca sekalian, dari Anda semua sahabat dan teman-teman yang saya harapkan untuk memajukan dunia creativepreneurship di negeri ini. Terima kasih sebelumnya.

Sabtu, 09 Agustus 2008

Dari Mas Noor Arief


A. Noor Arief

Buku ini bukan saja sangat inspiratif sehingga membawa kita terbang mengawang-awang, namun sekaligus aplikatif, karena beberpa tips praktis menyelinap dalam beberapa bab yang menuntun pembaca bagaimana cara menunaikan hajat untuk segera mulai berbisnis khususnya di bidang kreatif.

Jumat, 08 Agustus 2008

Dari Mas Andi S. Boediman


Andi S. Boediman
Strategic Innovation Consultant

Saya bangga bisa bersanding sebagai rekan kerja dan sekaligus berkompetisi dengan Arief dari Petakumpet. Petakumpet adalah ekspresi dari kreativitas, tetapi kreativitas yang dibangun melalui usaha keras, proses dan eksplorasi yang konsisten. Buku ini berisi kiat membangun perusahaan periklanan yang punya visi menjadi pemain dunia.



Selasa, 05 Agustus 2008

Dari Book Launching


Berebut jeruk berhadiah buku baru

Para pemenang lomba rebutan jeruk

Bukan sebuah launching biasa...

Sepeda berkronjot berisi jeruk segar

Parkir dulu kronjotnya

Kenapa hadirin gelap-gelapan ya?

Daripada ngeri kegelapan, mending presentasi.

Ballroom Melia Purosani Hotel, 2 Agustus 2008. Tepat jam 15.00 WIB saat moderator mengakhiri sesi tanya jawab seminar Pinasthika yang melibatkan 2 pembicara: Ayuman Achyadi (Carat) dan Janoe Arijanto (Dentsu).

MC mengumumkan lampu ruang semniar akan segera dimatikan karena selanjutnya adalah launching Buku Jualan Ide Segar-nya Arief Budiman. Memang seperti itu skenarionya: hanya ada penerangan dari giant screen kanan dan kiri yang bertuliskan: Bukan sebuah launching biasa.

Dan... petttt! Tak disangka-sangka, lampu padam semuanya. Hadirin tenang saja mengira ini bagian dari skenario. Tapi ini beneran! Listriknya mati beneran! Dan panitia ribut mencari sumbernya. MC segera mengambil alih dan meminta break sebentar untuk coffee break. Lha, lalu dimana penulis buku ini? Dia nampak tenang senyam senyum sambil naik di sadel sepeda bergaya bak penjual jeruk beneran.

Tuhan nampaknya sedang menguji. Dalam bukunya, Arief menuliskan tips bagaimana prsentasi di depan 100 orang tetap dahsyat ketika tiba-tiba listrik mati, LCD proyektor mati dan mikrofon mati. Dan kini yang seperti itu terjadi: pas di launching bukunya! So, dia hanya menunggu sambil berfikir caranya presentasi - sekali lagi - di tengah kegelapan.

Tapi 10 menit kemudian, listrik bisa tersambung kembali. Tak jadi bikin dark presentation: kembali ke skenario awal. Dengan diterangi follow spot, sepeda dengan keronjot berisi buah jeruk segar itupun dikayuh melewati peserta seminar yang keheranan melihat sepeda bisa masuk hotel. Dan berhenti tepat di depan ring tinju: sang penulis pun memulai presentasinya.

Presentasi berlangsung dalam nuansa temaram, dengan 2 giant screen di kanan kiri berisi materi dan screen utama kamera yang mengarah ke presenter. Trik presentasi dalam gelap harus ditempuh karena ada masalah mengenai ketajaman di LCD proyektor: supaya gambar bisa dipancarkan lebih tajam. Kurang lebih 30 menit presentasi berlangsung seru, diselingi tawa hadirin saat lelucon meledak atau keheningan saat moment tertentu mengubah kata-kata menjadi mistis.

Ada 5 buku yang dibagikan gratis. Yang pertama diperoleh seorang wanita yang bertanya pertama kali, keberaniannya berarti satu buku gratis. Buku kedua dibeli peserta yang lain seharga 20 ribu, dimana uangnya pun diberikannya ke penonton yang lain. 3 buku lainnya didapat dengan memilih 3 diantara 75-an buah jeruk dengan tanda khusus, audienspun berebut.

Jerukpun habis diserbu. Sang penulis mengambil sepedanya untuk pergi meninggalkan audiens yang masih terpaku. Datangnya bersepeda, pulangnyapun bersepeda. Ternyata memang harus, karena sepedanya pinjaman.

Demikianlah sebuah launching buku yang diharap mampu memberikan suntikan kreativitas baru. Bukan launching yang gegap gempita dan besar budgetnya. Ini hanyalah launching buku - yang dengan kreativitas - bisa menjadi lebih dari sekedar biasa.

Kreatif atau Mati!


M. Reza Tarmizi
President Director
PT. Petakumpet Creative Network

“Cogito ergo sum,” kata Rene Descartes. “Aku berpikir, maka aku ada.”
Keragu-raguan filsuf rasionalis (1596-1650), itulah yang diyakini banyak orang telah melahirkan ilmu pengetahuan. Bagi Petakumpet, ungkapan Descartes bisa menjadi “Semua berawal dari ide.” Tanpa ide, hidup menjadi hambar, dunia tanpa masa depan.
Orang-orang besar – dari Napoleon Bonaparte sampai Bung Karno – selalu mempunyai ide-ide besar. Bangsa-bangsa yang hebat – dari Britania Raya sampai Amerika Serikat dan Rusia – selalu dibangun di atas landasan ide-ide yang hebat. Ide mungkin bukan segalanya, tapi tanpa ide segalanya menjadi tidak berarti apa-apa.
Ide itu kreativitas!
Nggak percaya? Coba kembangkan ide tanpa kreativitas, pasti hasilnya nol besar! Ide itu bahan baku, kreativitas itu cara memasak! Maka, tanpa kreativitas, ide menjadi sekadar bahan baku yang mati. Ide dan kreativitas mirip dua sisi dari mata uang yang sama. Dibolak-balik, ya namanya tetap saja mata uang. Plato menyebutnya “dunia ide,” dan “dunia ide” itu akan bermanfaat bagi kehidupan kalau sudah berinteraksi dan bersinergi dengan dunia nyata; dunia yang dihadapi manusia sehari-hari.

***

Nah! Bisnis adalah dunia nyata. Banyak orang yang mengira bisnis tidak ada kaitan langsung dengan “dunia ide.” Sudah pasti, pandangan itu keliru! Petakumpet adalah bukti bersinerginya antara ide, kreativitas, dan dunia nyata. Namanya: bisnis ide!

Sinergi itu juga menjawab tantangan marketing 3.0, marketing era budaya dan kreativitas. Itulah kredo yang patut dicamkan dan dikembangkan masyarakat marketing dan advertising sampai tahun 2025.

Meminjam istilah Jack Trout “differentiate or die,” maka kredo marketing-advertising masa kini adalah: “Creative or die!” Tinggal pilih, mau kreatif – untuk kemudian berkembang maju – atau mau mati! Sederhana ‘kan?

Petakumpet menjawab tantangan itu bukan dengan pernyataan, wacana, apalagi omong kosong. Jawaban itu bernama bisnis ide; bisnis yang menggunakan ide dan kreativitas sebagai komoditas utama.

Bisnis ide, tentu tidak sekadar menjual produk atau servis. Lebih dari itu, menjual ide dan kreativitas. Intangible banget ya? Pasti! Karena dunia masa kini memang makin intangible. Makin maya, makin tak teraba.

Hanya orang-orang yang mampu merengkuh yang maya dan tak teraba itulah yang bisa muncul sebagai pemenang di era persaingan yang makin bengis sekarang ini.

***

Buku berjudul “Jualan Ide Segar" ini benar-benar segar. Lebih segar lagi, karena dibumbui “membangun ide miliaran rupiah tanpa modal.” Meminjam istilah kulinernya Bondan Winarno, ide yang segar itu pokoké mak nyus! Top markotob!

Kesegaran ide dan kreativitas itu sumber dari segala sumber entrepreneurship, creativepreneurship, dan preneurship-preneurship yang lain. Tanpa ide dan kreativitas, seratus persen mustahil preneur-preneur itu bisa terwujud. Kata orang-orang yang mengerti manajemen, seorang entrepreneur harus berpikir di luar kotak (think out of the box). Nah, buku ini mengajari cara-cara think out of the box itu.

Jadi, bagi Anda yang tidak ingin maju dan suka bermalas-malas, saya sarankan jangan sekali-kali membaca buku ini. Buku ini khusus bagi orang-orang yang kreatif – atau setidak-tidaknya ingin kreatif –, orang-orang yang memiliki semangat perubahan (the spirit of change). Buku ini racun bagi orang yang malas berpikir, tapi madu bagi orang yang gemar olah pikir dan pantang pikun.

Dalam perspektif Descartes, orang-orang yang malas berpikir adalah orang-orang yang hidup antara ada dan tiada; ‘’hidup enggan, mati tak mau.’’ Maka, berpikirlah agar Anda tetap ada! Resep mujarabnya?

Ya baca buku ini!

Senin, 04 Agustus 2008

Komunitas Petakumpet 1994


Demo Komik Raksasa di Ancol (19 Triplek booo')

Persiapan FKY (tahunnya lupa, kuno banget soalnya)

Bikin spanduk manual di Studio Petakumpet, 1995

Reuni maen bola plastik, lihat yang pegang bola.. Ganteng kan?

Proyek Waisak di Sidoarum: bikin candi teknik cat tembok

Di kampus, pengangguran nunggu dosen dateng


Kalo-kalo ada yang pengin tahu dulu jaman riwayat bentuknya kayak apa... Wakakakaa...akkk :)