Senin, 18 Agustus 2008

Jualannya Nggak Nyata, Hasilnya Nyata

Apa yang dijual Microsoft? Apa yang dijual Ideo? Apa yang dijual Beatles? Apa yang dijual Iwan Fals? Apa yang dijual Slank? Apa yang dijual Garin Nugroho? Apa yang dijual Petakumpet?

Ya, ide. Microsoft menjual software yang menggerakkan lebih dari 80% hardware komputer – dalam berbagai bentuknya – di muka bumi. Ideo menjual ide kreatif sebagai solusi atas permasalahan perusahaan yang menjadi kliennya, dari alat pacu jantung, mouse komputer, kereta dorong sampai mainan anak-anak. Beatles menjual gayanya yang khas dan lagu-lagunya yang easy listening ke seluruh dunia. Iwan Fals menjual lagunya yang berpihak pada rakyat kecil dan perbaikan negeri ini. Slank-pun sama, grup band ini begitu unik, tidak mengikuti aturan, dengan lagu-lagu bernafas pemberontakan atas status quo khas anak muda. Dan Garin menjadi seniman film dengan cerita yang kuat, menyentuh dan penggarapan artistik yang luar biasa.

Lalu Petakumpet? Nah, ini yang akan dibahas di buku ini.

Tapi saya akan mulai dulu dengan satu hal penting yang mendasari aspek selanjutnya dari bisnis kreatif.

Sudut pandang manusia atas suatu hal – menurut Dawid J. Schwartz (The Magic of Thinking Big) – dibagi 2 hal: pandangan riil dan pandangan potensial. Pandangan riil adalah pandangan yang kita lihat lewat kedua mata kita. Jika di depan kita ada sebuah tanah seluas 1 hektar, maka tanah itulah yang terlihat. Semua orang akan melihatnya sama: karena semua orang menggunakan – hanya - matanya.

Tapi pandangan potensial adalah pandangan yang kita imajinasikan atas suatu kenyataan. Dan inilah pembeda terbesar dari seseorang yang sukses luar biasa dan yang suksesnya biasa-biasa saja. Pandangan potensial akan melompati ruang dan waktu. Seseorang bisa melihat lahan satu hektar sebagai tempat ideal untuk membangun perumahan mewah atau real estate. Yang lain melihatnya sebagai hamparan padi di sawah yang menghijau. Yang lain melihatnya sebagai laboratorium yang untuk eksperimen obat tingkat dunia. Yang lain melihatnya sebagai masjid yang dikunjungi berduyun-duyun jamaah setiap sholat Jumat. Seribu satu kemungkinan bisa terwujud hanya dari satu kenyataan yang sama.

Karunia Tuhan yang luar biasa bernama otak itulah yang menjadi modal dasar kesuksesan kita: kemampuannya tak terhingga untuk berimajinasi dan melambungkan impian yang luar biasa atas masa depan kita.

Membangun bisnis ide tak tergantung dari seberapa besar modal fisik yang kita miliki (uang, teknologi, tempat, dsb.) tapi pada kreativitas, keyakinan dan komitmen kita untuk melakukan apapun dalam mencapai kesuksesan. Bisnis ide adalah bisnis yang sangat murah, meskipun bukan bisnis yang paling mudah.

No, don’t worry! Tak ada hal yang begitu sulit sehingga tak bisa dilakukan. Kata iklannya Adidas: Impossible is nothing! Sebagai calon atau sudah jadi creativepreneur: jadikan ini sebagai keyakinan. Impossible is nothing!

Kita akan pelajari caranya bersama-sama.


(Dikutip dari Bab I Buku Jualan Ide Segar)

Atas kebaikan Pak Nukman Luthfie, artikel ini (dengan beberapa tambahan dari saya) dimuat di Kolom TDA www.tangandiatas.com, baca selengkapnya di sini

Tidak ada komentar: