Minggu, 24 Agustus 2008

Ngapain Ikut Ajang Creative Award?

Mari kita mulai dengan pertanyaan sederhana tapi mendasar: mengapa kita mesti repot-repot ikut kompetisi kreatif iklan sementara tanpa itupun dapur telah ngebul?

Jawabnya bisa sederhana, bisa pula kompleks: tergantung kita melihatnya dari sudut sebelah mana.

Ada kecenderungan menarik di daerah yang mungkin berbeda sekali situasinya dengan di Jakarta. Mayoritas biro iklan daerah, masih hidup dengan hanya mengandalkan diskon pemasangan iklan di media. Apresiasi yang masih rendah di kalangan para pengguna jasa promosi dan periklanan juga menjadi barrier yang cukup tinggi bagi pengembangan kreativitas biro iklan. Menjadi pekerjaan rumah yang harus cepat dipecahkan.

Salah satunya adalah dengan mengadakan Kompetisi Kreatif baik lokal maupun nasional. Agar tercipta jaringan kerjasama yang kompetitif sekaligus sinergis di antara agency, karena kompetisi dan sekalihgus kebersamaan adalah kunci untuk mendapatkan kualitas yang lebih tinggi.

Kompetisi ini juga sangat penting untuk makin mendekatkan jarak kemampuan kreatif insan daerah dengan kakak-kakak kelasnya di Jakarta, terutama perusahaan periklanan multinasional yang memang telah cukup matang dan lebih siap infra strukturnya. Parameter standarisasi kreatif iklan daerah mulai ditegakkan, sehingga diharapkan grafik kualitasnya akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kompetisi diperlukan agar setiap agency tertantang untuk selalu menjadi yang terbaik, daripada kompetitornya maupun dirinya sendiri di masa lalu. Kompetisi di tingkat yang lebih tinggi telah menghasilkan para juara di kelasnya masing-masing: Oscar, Cannes, Nobel, Pullitzer untuk menyebut beberapa puncak kompetisi tingkat dunia.

Kriteria Award

Dalam setiap kompetisi kreatif biasanya ada kriteria penilaian khusus yang berbeda dengan kompetisi kreatif lainnya. Tapi secara umum, unsur-unsur yang dinilai hamper sama, perbedaan utamanya seringkali pada bobot penilaian (dalam persentase) dari masing-masing unsur tersebut. Berikut penjelasannya:

- Potensial Ide
Yang dinilai adalah orisinalitas ide, kemungkinan untuk ide ini bisa dikembangkan ke level yang lebih tinggi serta kesesuaian ide ini dengan solusi atas client brief. Ide unik yang bisa menjawab paling tepat kebutuhan client brief tentu akan mendapatkan nilai tertinggi

- Kekuatan Komunikasi
Tanpa komunikasi, maka iklan tidak akan pernah berguna: sekreatif apapun bentuknya. Penilaian di sini lebih menyangkut aspek bahasa komunikasinya (visual, audio maupun teks) yang sesuai dengan target audiens yang dibidik.

- Craftmanship
Aspek ide dan kekuatan komunikasi akan dikombinasikan dengan kekuatan kreatif untuk mengeksekusi iklan tersebut secara perfect, sesuai konsep kreatif yang dibawa. Jadi teknik visualisasi kreatif seperti fotografi, ilustrasi, tipografi maupun komposisi memegang aspek yang sangat penting di sini. Detail craftsmanship yang terjaga akan membuat ide komunikasi iklan makin meningkat penetrasinya.

Scam Ad. di Awarding

Jika sebuah kompetisi kreatif telah berlangsung beberapa kali niscaya akan muncul sebuah kecenderungan dalam output list pemenangnya. Pemenang Pinasthika misalnya, memiliki nafas yang berbeda dengan pemenang Citra Pariwara atau Layang Kancana. Pemenang Adsfest ‘taste’nya berbeda dengan pemenang Cannes, New York Festival atau Clio.

Beberapa kecenderungan macam scam ad. (atau dihaluskan menjadi initiative ad.) sering mengisi kompetisi kreatif tidak saja di kelas gurem tapi juga yang telah berstandar internasional. Terlepas dari faktor etis nggak etisnya upaya tersebut, saya pribadi memandang perlu sebagai media pembelajaran bagi agency-agency pemula untuk memaksimalkan energi kreatifnya dalam iklan scam ad. tersebut, sebelum mereka mendapat real clients yang bersedia membayar dengan harga yang pantas atas ide-ide kreatif yang diciptakan.

Berkompetisi di Creative Award

Tantangan kompetisi yang lebih besar lagi tergelar di depan mata, meskipun kita masih terperangkap dalam keterbatasan kemampuan yang ada. Minder adalah alasan paling klasik bagi orang daerah sehingga bersembunyi di kolong tempat tidur, ogah naik ring karena takut kalah.


Memilih tidak mengikuti kompetisi iklan di tingkat yang lebih tinggi, mungkin akan membuat hidup kita di daerah jauh lebih tenang. Tak perlu repot-repot buka website untuk melacak perkembangan iklan terbaru, tak perlu mengirim staf ke seminar kreatif, tak perlu ikutan Creative Workshop, tak usah ke Thailand menghadiri Adfest atau bayar mahal-mahal nonton Clio Award. Yang penting bisnis itu untung, untung, untung. Tapi apakah kita puas hanya sampai di sini?

Sekedar untuk introspeksi: apakah tujuan kita bekerja dari pagi sampai sore – kadang ditambah lembur – itu karena passion untuk mendapatkan output kreatif terbaik ataukah sekedar untuk mendapatkan keuntungan (baca: uang) semata?


Saatnya keluar dari kolong tempat tidur. Untuk bercermin. Dan menyiapkan diri bertanding.

(Ditulis Ulang dari Bab 5 Buku Jualan Ide Segar)

Tidak ada komentar: