Minggu, 28 September 2008

Dari The Punkdhut

Gue selalu suka membaca dan sebisa mungkin menyisihkan anggaran buat hal yang satu ini. Baca apa saja? Sekarang sih lebih suka yang berkaitan dengan kerjaan gue, yaitu periklanan dan desain grafis. Dan terbukti dari iseng-iseng membeli buku, kerjaan jadi tambah lancar! Kemaren gue beli bukunya M. Arief Budiman, "Jualan Ide Segar" dan buku "Layout: Dasar dan Penerapannya" karangan Surianto Rustan.

Terus terang gue agak memaksakan diri waktu beli dua buku itu di Gramedia, karena kondisi kantong lagi cekak. Tapi apa daya, keduanya keliatan terlalu menarik untuk dilewatkan.

Buku "Jualan Ide Segar", yang bercerita tentang sepak terjang biro iklan Jogja, Petakumpet, cukup berguna buat referensi kampanye salah satu klien kantor gue yang akan membidik pasar daerah (baca: kota-kota selain Jakarta). Copywriter gue juga merasa ter-inspired dan menggunakannya sebagai acuan untuk menulis naskah.

Kemudian buku "Layout: Dasar dan Penerapannya" mengandung beberapa teori yang sebenernya gue udah tau, cuma sering kelupaan. Salah satunya adalah soal elemen2 layout, mana yang perlu ditonjolkan dan mana yang tidak, flow membaca, dll. Sangat berguna dalam membuat desain yang nggak cuma indah tapi juga efektif.

Tulisan dikutip dari sini

Senin, 15 September 2008

Masalah Adalah Peluang Untuk Tumbuh

Anda harus menemukan sesuatu yang sangat Anda cintai untuk mampu mengambil resiko, melompati rintangan dan tembok yang akan selalu diletakkan untuk menghalangi jalan Anda. Jika Anda tidak mempunyai perasaan membara seperti itu, maka Anda akan terhenti pada rintangan besar pertama.
- George Lucas, Kreator Star Wars -

Jika suatu hari engkau mendapat kabar baik tentang order milyaran atau prospek yang untungnya besar - apalagi kita sedang butuh - biasanya akan terasa seperti mendapat durian runtuh.

Tapi saran saya, terima saja semua prospek - baik atau buruk - dengan biasa saja. Tak perlu over expected, tapi jangan juga dianggap sekedar angin lalu. Kesempatan kerap kali mendatangi kita dengan samar-samar, seperti kupu-kupu. Terlihat sangat indah tapi kalo dikejar sulit sekali. Tapi saat kita melupakannya, tiba-tiba dia hinggap di pundak. Kesempatan sering datang sebagai sang penggoda.

Biarkan semua pintu terbuka, jendela juga, ventilasi udara juga: undang semua kesempatan untuk datang. Buka lebar-lebar pikiran dan biarkan ide mengalir: seganjil apapun. Joe Vitale di bukunya The Attractor Factor menyebut satu teknik untuk mencari solusi dan ide baru sebagai melakukan tindakan terilhami. Artinya: kita hanya mendengarkan apa kata hati nurani saat melangkah, mengarahkan stir mobil mau kemana, berjalan lewat kanan atau kiri. Hanya mengikuti suara hati dan bukan saran dan bujuk rayu orang lain. Kita ikuti saja kemana ilham membawa kita pergi.

Misalnya arah kaki melangkah menuju ke toko buku dan tiba-tiba kita tertuju pada sebuah buku yang covernya jelek dan berdebu tapi tangan kita – entah kenapa - ingin mengambilnya. Ya, ambil saja. Dan coba dilihat dengan positif, mungkin jawaban atas pertanyaan besar yang mengganggu Anda bisa ditemukan di buku itu. Atau kebiasaan saya saat mengalami mental block: saat ide mampet tak bisa mikir saya sering bepergian naik motor untuk sekedar singgah di masjid-masjid yang terpencil di pelosok desa. Lalu sekedar sholat di sana, sedekah semampunya, berdoa dan merenung. Memasrahkan solusi atas masalah saya kepada-Nya.

Seringkali sekelebat ide penyelesaiannya muncul, atau jikapun tidak: otak lebih tenang dan lebih jernih dalam melihat persoalan yang semula seolah tanpa solusi. Juga lebih rileks.

Saya percaya, di dunia ini semua masalah ada solusinya. Saya ulangi: semua masalah ada solusinya. Semua masalah! Jika masih buntu juga, artinya kita memang belum memahami masalahnya sampai ke substansi. Sampai ke jantung masalah, sampai ke nukleus-nya. Tapi kadang kita merasa tak mampu, merasa masalah lebih besar dari diri kita. Kita merasa menjadi korban atas suatu masalah yang dititipkan Tuhan, padahal Tuhan hanya ingin menguji. Jika tak mampu menyelesaikan satu masalah setelah kita melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita: berpasrahlah. Tuhan selalu ada saat kita membutuhkan-Nya. Bahkan Ia tak pernah tidur.

Dalam perjalanan sayapun, sering saya merasa waktu saya semakin sempit untuk melunasi hutang mimpi itu. Sampai saya kembali meringkuk di sleeping bag menjelang malam setelah seharian membanting tulang dan tempurung kepala saya untuk mencari solusi, keajaiban belum juga mau datang. Oya, sleeping bag adalah kawan karib saya saat lembur di kantor, sampai sekarang. Saya malah sering didatangi mimpi buruk untuk melengkapi penderitaan saya gara-gara berani bermimpi di alam nyata.

Bangun tidurpun, badan saya sering masih terasa penat. Tapi saya harus terus menjalankan rencana yang lain, bikin output creative tim Petakumpet jadi lebih dahsyat, nyiapin proposal kerjasama, bikin presentasi, penawaran, janjian ketemu orang.

Saya sadar di luar sana ada banyak orang yang akan menolak penawaran saya, melihat saya sebelah mata, menutup pintu bahkan sebelum saya mengetuknya untuk berbagi mengenai indahnya mimpi-mimpi saya. Tapi sesuai hukum alam tentang ketertarikan (law of attaraction), saya harus tidak peduli. Saya harus menyembuhkan luka hati saya seperti Wolverine menyembuhkan sendiri luka-luka di tubuhnya.

Orang-orang tak akan melihat perih di dalam dada Anda dan Andapun tak perlu merisaukan itu. Anda hanya akan jadi korban jika Anda menginginkannya begitu. Don't play the victim. Kita tak mungkin gagal jika kita selalu menolak untuk menyerah.


(Tulisan ini dikutip dari Bab 4 Buku Jualan Ide Segar)

Oleh-oleh Dari Melting Pot


Mimpi yang indah dan sulit. Lho?

Mas Hartono dari UGM dan para hadirin yang gak bisa tidur kebanyakan kopi


Bersama Bapak Kinoy (Owner Biro Desain Reaktor Cinta) sebagai moderator di acara santai penuh humor dan suka cita

Dihadiri juga oleh seorang teman dari Semarang (Mas Danny, berkaos merah)

Mas Kunto (Chief Editor Galang Press) hadir bersama istri. Mas Andika dengan gaya centil menggoda kamera

Para peserta diskusi serius menikmati pembahasan yang tidak serius


Seluruh foto atas kebaikan Mas Iqbal (Rekarupa). Melting Pot dan kopi hitam panas kental tersedia buat diskusi atas kebaikan Mas Andri. Terima kasih yang luar biasa atas dukungan dan bantuannya.

Review Buku Jualan Ide Segar

Review oleh: Ilhamdi (http://andikobe.blogdetik.com)

Penerbit : Galang press
Halaman : 206 halaman

Ada hal yang menarik tentang sebuah ide, ide selalu dibayar mahal dan terlalu mahal untuk dihargai adalah diantaranya. Dan penulis memang lebih condong pada dua hal tersebut. Bagaimana memulai sebuah ide yang segar, kreatif dan selalu teringat buat orang lain? Disinilah M. Arief Budiman,S.Sn mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana arti sebuah ide. Ide yang dapat diterapkan dimana saja, baik untuk kita sendiri atau pun hal lain yang berada di sekitar kita.

M. Arief Budiman S.Sn adalah lulusan ISI pada tahun 1999, memulai karir “ iklannya” dengan meracang desain bersama-sama temannya dan akhirnya tempat merancang idenya itu berbuah manis dengen kehadiran Petakumpet, sebuah agency yang tumbuh dengen ide-ide baru serta berhasil memenangkan banyak award untuk beberapa kategori iklan. Sekarang M. Arief Budiman dipercaya sebagai Creative Director Petakumpet dan Ketua Asosiasi Desainer Grafis Indonesia cabang Yogyakarta. Berbagai ide dituangkannya dalam buku bertajuk “jualan ide segar”. Pengalamannya memulai karir dari bawah memang terasa.

Buku ini sendiri bercerita bagaimana memberikan motivasi dan arahan tentang bagaimana menjual ide, bagaimana mempersiapkan ide dan menghasilkan ide menjadi sesuatu yang begitu sangat dihargai. Arief bercerita mulai dari dia bersama-sama teman-temannya membangun karir di Diskomvis ISI Yogyakarta ,hingga menyusun planning apa saja yang harus dilakukan sehingga terjadilah Petakumpet. Arief mengajarkan kepada kita bagaimana membentuk awal sebuah bisnis, memotivasi diri kita sendiri dan dari semua itu mampu menghasilkan hasil yang berupa materil atau pun immateriil.

Terlepas dari banyaknya buku yang bercerita tentang membangun sebuah bisnis atau motivasi diri, buku ini mengajak kita berkaca pada bisnis periklanan, mencoba menggambarkan arti sebuah ide dan juga membangun Yogyakarta, bahwa Yogyakarta bukan hanya tempat mencari ilmu tapi juga mampu menghasilkan ilmu.

Akhir kata buku ini patut dijadikan referensi bagi kita yang ingin berkreatifitas tanpa batas tapi tetap saja dengen nilai-nilai positif yang tertuang sesuai dengen budaya Yogyakarta.

Minggu, 14 September 2008

Tanya Jawab di Melting Pot

Buat temen-temen yang telah hadir di Melting Pot 13 September 2008 kemarin, saya mengucapkan seribu terima kasih. Alhamdulillah tempatnya penuh dan suasananya sangat nyaman untuk berdiskusi santai sambil ngopi. Berikut adalah hutang saya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan secara tertulis: karena saya mempersilakan Anda semua bertanya apa saja, maka pasti ada yang out of topic. Tapi gpp, saya orangnya demokratis sehingga saya akan coba jawab semampu saya. OK? Semoga tidak ada yang keberatan sehingga tidak meminta saya menyensor, saya sih asyik-asyik aja. Berikut jawabannya:
  1. Apa benar rutinitas membunuh kreativitas. Mengapa? Bagaimana dengan terus menerus menggeluti keinginan/idealitas klien? Trus mendesain sendiri lama-lama akan jadi rutinitas. Gimana hayo?
    Ya, saya tidak ragu menjawabnya. Tapi rutinitas juga penting: karena dengan rutinitas akan mengasah skill. Tapi rutinitas tanpa jeda akan menumpulkan kreativitas. Begitu begitu terus sepanjang masa. Coba ketik C spasi D. Capek Deehhhh… Rutinitas dalam mendesain harus diselingi dengan inovasi, breaktrough kalo tidak ya pasti bikin boring. Ya desainernya, ya kliennya, ya audiensnya. Jadi emang harus mengambil jarak dari rutinitas, tinggalkan semua pekerjaan harian yang rutin. Ambil tas dan pergilah ke kota-kota asing, ke negeri asing, jadilah orang yang senang dengan hal-hal baru. Jadilah petualang. Saat pulang dan ketemu pekerjaan lama, pastinya ide segar akan ikut terbawa dalam karya selanjutnya.
  2. Pernah gak Mas Arief mengalami hal-hal memalukan? (yang berhubungan dengan mendesain, menghadapi klien ato semacamnya?)
    Pernah. Eh maaf, sering. Petakumpet pernah kalah pitch sama Indie Guerillas saat bikin profile sebuah LSM. Ternyata kalah murah. Malu iya, sekaligus bangga: harga kita lebih mahal. Lagi, ngajak taruhan semangkok mie ayam ama anak magang untuk bikin sebuah desain. Tapi kalah dan nraktir mie ayam. Lagi, ikut lomba logo. Eh yang menang Art Director saya sendiri. Malu, jelas! Tapi tetep nggaya…
  3. Kenapa harus ngomongin ide segar? Emang ada ide gak segar? Pembatasnya apa?
    Kalo ide nggak segar ya basi Mas. Emangnya ada yang mau beli buku judulnya: Jualan Ide Basi? Pembatasnya: mungkin rasa dan bau. Eh, kita ngomongin ide apa makanan sih?
  4. Kalo bisa dijelaskan kreatif itu sesederhana apaan sih Mas?
    Kreatif itu berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Udah sederhana kan?
  5. Bagaimana cara menjual ide segar? Bagaimana memberi harga untuk ide? Menjual ide segar perlu modal?
    Cara menjualnya dengan membuat penawaran yang luar bisa menarik, yang different. Sensational offer kata Pak Tung Desem. Harganya suka-suka Anda, yang penting output Anda yang terbaik dan calon kliennya banyak duit. Jualan ide segar gak perlu modal. Niat aja yang tulus, komitmen yang kuat dan konsisten. Duitnya nanti datang sendiri.
  6. Aspek manakah yang paling berperan dalam pembuatan ide segar antara kognitif dan intuisi? Untuk menjangkau perusahaan-perusahaan besar dalam hal penjualan ide tersebut, apakah factor aksesibilitas begitu penting?
    Kedua aspek itu saling mendukung Mas, tidak harus salah satu yang dominan. Kreatif doang tapi gak baca brief yang bubar: kliennya pasti marah-marah. Faktor akses atau koneksi penting, tapi bukan yang terpenting. Yang terpenting adalah kualitas output kreatif Anda, yang terpenting adalah Anda capable atau tidak. Jika Anda yang terbaik alias nomor satu, nanti akses ke klien besar akan terbuka sendiri. Mereka akan mencari Anda.
  7. Kenapa babi bau amis?
    Nggak tahu Mas. Mungkin karena babinya belum mandi, atau hidung Anda gak pernah dibersihkan. Tapi ngomong-ngomong, Anda tahu kan bedanya bau babi ama ikan? Coba dicium lagi untuk memastikan…
  8. 1001. Nomor hoki apa hanya sekedar nomor yang muncul di tempat ndlesep (Gedongkiwo)?
    Ya, ini kebetulan Mas. Alamat kantor lama kita emang nomernya 1001, untungnya bukan 1003 (seribu tiga: kesannya murah banget). Tapi sekarang kita udah pindah di Jl. Kabupaten 77B Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Semoga di tempat baru hokinya lebih gede.
  9. Ngimpiku biar basah terus gimana coba? Tenggelam dalam basahnya mimpi gak enak kali ya?
    Biar basah terus, tidurnya di bawah kran air Mas. Saat mulai ngantuk, krannya dibuka. Saya belum pernah tenggelam dalam mimpi basah, tapi jika Anda terus menyalakan kran sampai 3 hari dan terus nyenyak di bawahnya mungkin akan tahu rasanya seperti apa. Nanti cerita ke saya ya, tenan lho…
  10. Apakah Anda yakin dunia kreatif (creative economy) di Indonesia dapat terus berkembang? Apakah creative economy mampu mengangkat bangsa kita? Misalkan kita mempunyai banyak karya, apakah efektif jika kita mematenkan semua karya tersebut?
    Yakin. Ya, pasti. Tergantung jenis karyanya Mas/Mbak. Jika berpotensi untuk dibuat massal dan layak dijual tentu pantas dipatenkan. Tapi jika hanya karya personal ya tak perlu repot-repot ke paten. Tapi ya monggo lho jika mau dipatenkan semua, boleh kok…
  11. Mas, seberapa jauh riset mengenai iklan yang akan dibuat? Aspek apa saja yang diperhatikan?
    Riset penting. Terutama jika wilayah komunikasi iklannya luas dan menjangkau audiens yang jumlahnya besar. Misalnya seluruh Indonesia. Aspek terpenting riset adalah harus mampu membaca kondisi riil market sehingga mendekati kenyataannya. Saat di jadikan pedoman bikin komunikasi visualnya bisa pas, iklannya pun jadi efektif.

Demikianlah jawaban singkat saya semoga bisa memenuhi keingintahuan Anda semua. Mohon maaf jika terdapat kekurangan, kita ketemu lagi di forum yang lebih membahagiakan kelak. Terima kasih juga buat Kinoy (Lalu Rizky Rahman) yang telah memoderatori acara ini dengan sangat baik luar biasa. Emang bakat deh lo Noy...

Jumat, 12 September 2008

Mandiri Dengan Kreativitas


Judul: Jualan Ide Kreatif
Penulis: M. Arief Budiman
Penerbit Galang Press
Cetakan Pertama, 2008
Tebal : 206 Halaman

Penuh pencerahan dan motivasi! Buku ini hendak membongkar cara berpikir mapan yang telah memperangkap hidup kita selama ini. Membongkar dan menghapusnya dari ruang nalar kita yang telah kabur karenanya.
Penulis buku belum pernah menggunakan ijazah untuk mendapat pekerjaan. Yang terjadi adalah, sekumpulan teman kuliah mendirikan Petakumpet! Sebuah wadah kreatif yang terus bermimpi dan merealisasi mimpi. Seterusnya wadah ini menjadi perusahaan perseroan terbatas. Dunia kreatif memang dunia gila. Keluar dari konvensi budaya hidup yang jumud. Tetapi tokoh dunia yang dikenang, pasti memiliki hal seperti ini. Dimana tidak pernah berhenti merealisasi ide-ide yang melintas. Sebutlah! Siapa pun dia, Enstein sampai Bill Gates!
Hari-hari kita dari pagi ke pagi, dijejali oleh iklan produk. Masuk ke ruang privat dan menguasai ruang umum. Kadang tanpa disadari siapa yang telah ‘bermain’ di belakang hal tersebut. Nah, Petakumpet adalah pemain yang menguber ide kreatif di sekeliling kita untuk membuat iklan-iklan. Bahasa kerennya adalah creative design. Buku ini mengisahkan sukses yang sudah teraih dan cara yang unik! Tanpa modal tapi meraup untuk miliaran rupiah. Luar biasa. Seterusnya mengupas perjalanan dan merajut mimpi-mimpi.
Terdiri dari mahasiswa alumnus Diskomvis, mimpi itu dijajal. Berangkat dari idealisme dan meramu cogito ergo sum, milik Rene Descartes. Desain grafis iklan indonesia memang berkembang tetapi masih juga digugat tentang orisinalitas. Jati diri bangsa dan dimana kekuatan untuk mendapat penghargaan tingkat dunia. Inilah mimpi orang muda dari Petakumpet. Sebuah perusahaan kecil yang bermimpi jadi raksasa. Pada tahun 2020 nanti jadi cover story majalah Fortune. Dikupas tuntas pada buku ini, Membangun Bisnis Ide, Menengok Isi Dapur, Menggali Ide Kreatif, Jatuh Bangun Mengejar Mimpi, Serba-serbi Bisnis Ide dan Membangun Masyarakat Kreatif.
Patutlah salah satu awak terbaik Petakumpet menceritakan kesuksesan menjajal, bersaing mendapatkan tempat terbaik dalam dunia kreatif. Lihatlah 76 penghargaan telah diraih. Dan tetap akan meneroka jalan mendapatkan penghargaan tingkat dunia. Ide bernas memang tidak kemana jika keakraban atas pemahaman yang diminta klien. Membuat iklan yang menarik dan sukses menjadi reminder, seutas pesan yang fokus tersampaikan, melekat di kepala pembaca, pendengar, maupun pemirsa memerlukan visi.
Visi yang penuh pencerahan. Petakumpet memilikinya. Kita patut belajar. Sungguh inspiratif! Bagi mereka yang mau menyelami dunia kreatif membaca buku ini sungguh sebuah kewajiban. Karena ada banyak hal, selain kata-kata dari Bill Gates dari Microsoft dan Steve Jobs dari Apple yang memberi menjadi gagasan baru tak terbendung. [abdullah khusairi]

Review dikutip dari sini

Senin, 01 September 2008

Jadual Diskusi dan Bedah Buku


Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar:

  1. Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free)

  2. Talk Show Jualan Ide Segar di Gramedia Sudirman Yogyakarta, 13 September 2008, 13.00 - 15.00 WIB, moderator mas Kunto (Galang Press)

  3. Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee)

  4. Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free

Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini.

Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyenangkan. Oya, juga pasti ajaib!