Minggu, 14 September 2008

Tanya Jawab di Melting Pot

Buat temen-temen yang telah hadir di Melting Pot 13 September 2008 kemarin, saya mengucapkan seribu terima kasih. Alhamdulillah tempatnya penuh dan suasananya sangat nyaman untuk berdiskusi santai sambil ngopi. Berikut adalah hutang saya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan secara tertulis: karena saya mempersilakan Anda semua bertanya apa saja, maka pasti ada yang out of topic. Tapi gpp, saya orangnya demokratis sehingga saya akan coba jawab semampu saya. OK? Semoga tidak ada yang keberatan sehingga tidak meminta saya menyensor, saya sih asyik-asyik aja. Berikut jawabannya:
  1. Apa benar rutinitas membunuh kreativitas. Mengapa? Bagaimana dengan terus menerus menggeluti keinginan/idealitas klien? Trus mendesain sendiri lama-lama akan jadi rutinitas. Gimana hayo?
    Ya, saya tidak ragu menjawabnya. Tapi rutinitas juga penting: karena dengan rutinitas akan mengasah skill. Tapi rutinitas tanpa jeda akan menumpulkan kreativitas. Begitu begitu terus sepanjang masa. Coba ketik C spasi D. Capek Deehhhh… Rutinitas dalam mendesain harus diselingi dengan inovasi, breaktrough kalo tidak ya pasti bikin boring. Ya desainernya, ya kliennya, ya audiensnya. Jadi emang harus mengambil jarak dari rutinitas, tinggalkan semua pekerjaan harian yang rutin. Ambil tas dan pergilah ke kota-kota asing, ke negeri asing, jadilah orang yang senang dengan hal-hal baru. Jadilah petualang. Saat pulang dan ketemu pekerjaan lama, pastinya ide segar akan ikut terbawa dalam karya selanjutnya.
  2. Pernah gak Mas Arief mengalami hal-hal memalukan? (yang berhubungan dengan mendesain, menghadapi klien ato semacamnya?)
    Pernah. Eh maaf, sering. Petakumpet pernah kalah pitch sama Indie Guerillas saat bikin profile sebuah LSM. Ternyata kalah murah. Malu iya, sekaligus bangga: harga kita lebih mahal. Lagi, ngajak taruhan semangkok mie ayam ama anak magang untuk bikin sebuah desain. Tapi kalah dan nraktir mie ayam. Lagi, ikut lomba logo. Eh yang menang Art Director saya sendiri. Malu, jelas! Tapi tetep nggaya…
  3. Kenapa harus ngomongin ide segar? Emang ada ide gak segar? Pembatasnya apa?
    Kalo ide nggak segar ya basi Mas. Emangnya ada yang mau beli buku judulnya: Jualan Ide Basi? Pembatasnya: mungkin rasa dan bau. Eh, kita ngomongin ide apa makanan sih?
  4. Kalo bisa dijelaskan kreatif itu sesederhana apaan sih Mas?
    Kreatif itu berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Udah sederhana kan?
  5. Bagaimana cara menjual ide segar? Bagaimana memberi harga untuk ide? Menjual ide segar perlu modal?
    Cara menjualnya dengan membuat penawaran yang luar bisa menarik, yang different. Sensational offer kata Pak Tung Desem. Harganya suka-suka Anda, yang penting output Anda yang terbaik dan calon kliennya banyak duit. Jualan ide segar gak perlu modal. Niat aja yang tulus, komitmen yang kuat dan konsisten. Duitnya nanti datang sendiri.
  6. Aspek manakah yang paling berperan dalam pembuatan ide segar antara kognitif dan intuisi? Untuk menjangkau perusahaan-perusahaan besar dalam hal penjualan ide tersebut, apakah factor aksesibilitas begitu penting?
    Kedua aspek itu saling mendukung Mas, tidak harus salah satu yang dominan. Kreatif doang tapi gak baca brief yang bubar: kliennya pasti marah-marah. Faktor akses atau koneksi penting, tapi bukan yang terpenting. Yang terpenting adalah kualitas output kreatif Anda, yang terpenting adalah Anda capable atau tidak. Jika Anda yang terbaik alias nomor satu, nanti akses ke klien besar akan terbuka sendiri. Mereka akan mencari Anda.
  7. Kenapa babi bau amis?
    Nggak tahu Mas. Mungkin karena babinya belum mandi, atau hidung Anda gak pernah dibersihkan. Tapi ngomong-ngomong, Anda tahu kan bedanya bau babi ama ikan? Coba dicium lagi untuk memastikan…
  8. 1001. Nomor hoki apa hanya sekedar nomor yang muncul di tempat ndlesep (Gedongkiwo)?
    Ya, ini kebetulan Mas. Alamat kantor lama kita emang nomernya 1001, untungnya bukan 1003 (seribu tiga: kesannya murah banget). Tapi sekarang kita udah pindah di Jl. Kabupaten 77B Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Semoga di tempat baru hokinya lebih gede.
  9. Ngimpiku biar basah terus gimana coba? Tenggelam dalam basahnya mimpi gak enak kali ya?
    Biar basah terus, tidurnya di bawah kran air Mas. Saat mulai ngantuk, krannya dibuka. Saya belum pernah tenggelam dalam mimpi basah, tapi jika Anda terus menyalakan kran sampai 3 hari dan terus nyenyak di bawahnya mungkin akan tahu rasanya seperti apa. Nanti cerita ke saya ya, tenan lho…
  10. Apakah Anda yakin dunia kreatif (creative economy) di Indonesia dapat terus berkembang? Apakah creative economy mampu mengangkat bangsa kita? Misalkan kita mempunyai banyak karya, apakah efektif jika kita mematenkan semua karya tersebut?
    Yakin. Ya, pasti. Tergantung jenis karyanya Mas/Mbak. Jika berpotensi untuk dibuat massal dan layak dijual tentu pantas dipatenkan. Tapi jika hanya karya personal ya tak perlu repot-repot ke paten. Tapi ya monggo lho jika mau dipatenkan semua, boleh kok…
  11. Mas, seberapa jauh riset mengenai iklan yang akan dibuat? Aspek apa saja yang diperhatikan?
    Riset penting. Terutama jika wilayah komunikasi iklannya luas dan menjangkau audiens yang jumlahnya besar. Misalnya seluruh Indonesia. Aspek terpenting riset adalah harus mampu membaca kondisi riil market sehingga mendekati kenyataannya. Saat di jadikan pedoman bikin komunikasi visualnya bisa pas, iklannya pun jadi efektif.

Demikianlah jawaban singkat saya semoga bisa memenuhi keingintahuan Anda semua. Mohon maaf jika terdapat kekurangan, kita ketemu lagi di forum yang lebih membahagiakan kelak. Terima kasih juga buat Kinoy (Lalu Rizky Rahman) yang telah memoderatori acara ini dengan sangat baik luar biasa. Emang bakat deh lo Noy...

Tidak ada komentar: