Jumat, 01 Agustus 2008

Menjual Ide Itu Indah

Harry Afandi
Tokoh Senior Periklanan

Mantan (Ketua PPPI Jateng & Manajer Iklan Suara Merdeka)

KALAU saja di Indonesia ini ada lebih banyak orang seperti Arief Budiman, maka saya yakin negeri ini tidak seterpuruk sekarang. Mengapa? Karena keterpurukan itu sesungguhnya karena kita miskin ide, miskin kreativitas. Arief Budiman dan Petakumpet adalah potret ide dan kreativitas yang dibutuhkan negeri ini.

Kreatif itu bukan sekadar berpikir asal beda, melainkan mengembangkan ide-ide dengan kreativitas untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Membaca peluanglah!

Kedengarannya sepele, tapi tidak gampang. Membaca bukan sekadar membaca, tapi membaca dengan cermat, kemudian memanfaatkan peluang itu menjadi benefit. Ya, seperti moto Petakumpet itu: “Good is not enough. It has to be sold.”

Zaman sekarang kan zaman benefiditas. Barangsiapa yang tidak mampu membidik peluang untuk meraih keuntungan, akan tergelincir ke jurang kekalahan. Eits! sori, ini bukan kapitalistis lho, sungguh! Ini sekadar mengingatkan betapa pentingnya kita mempunyai kepiawaian membaca dan memanfaatkan peluang untuk meraih keuntungan. Kita harus bisa menjual peluang-peluang itu; it has to be sold!

Menjual produk tentu lebih mudah, karena ukurannya jelas, bisa dilihat dan diraba. Menjual ide pasti lebih rumit. Ukurannya tidak jelas, tidak bisa dilihat, tidak bisa diraba. Hebatnya, Arief dan Petakumpet itu bisa melakukan hal yang tidak mudah dan rumit itu.

Buku ini merupakan salah satu kejelian Arief membidik peluang. Bukan hanya itu, buku ini juga layak menjadi acuan bagi siapa saja yang ingin belajar “membidik” serta menjual ide dan kreativitas. Percayalah, menjual ide itu indah; jauh lebih indah daripada menjual produk.

Tidak ada komentar: